REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat berharap para pengungsi terdampak bencana badai siklon tropis Seroja tidak menempati kamp pengungsian. Hal itu guna menghindari terjadinya penularan Covid-19.
"Sebaiknya warga tidak dikumpulkan terpusat di kamp pengungsian karena bisa berpotensi adanya penularan Covid-19," kata Viktor di Kupang, Selasa, terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di tengah bencana alam badai Seroja.
Ia mengatakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang masih terjadi di provinsi berbasis kepulauan ini maka warga yang terdampak bencana alam, lebih baik disebarkan ke rumah-rumah penduduk yang tidak terdampak bencana."Korban bencana ini sebaiknya disebar ke rumah-rumah warga yang bersedia menampung para korban yang tertimpa bencana," kata Viktor.
Menurutnya, BNPB akan menyiapkan anggaran sewa rumah bagi para korban terdampak bencana alam badai seroja sebesar Rp500 ribu/bulan untuk biaya kontrakan. Biaya kontrakan rumah itu diberikan sambil menunggu proses relokasi dilakukan pemerintah.
Viktor mengapresiasi Dinas Kesehatan Kota Kupang yang melakukan upaya antisipasi secara dini terhadap penyebaran Covid-19 dengan melakukan rapid antigen terhadap para pengungsi di kamp-kamp pengungsian.
Menurut Viktor, apabila diperlukan rapid antigen dilanjutkan dengan tes PCR kepada semua korban yang ada di lokasi pengungsian untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.