REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah berencana membuka gelembung perjalanan (travel bubble) antara Singapura dengan Lagoi di Bintan dan Nongsa di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Rencana tersebut diharapkan bisa terjadi pada 7 Mei 2021, mundur dari rencana sebelumnya 21 April 2021.
"Rencana dibuka pada 7 Mei. Sekarang sedang pembahasan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar dalam webinar di Batam Kepri, Senin (12/4). Pihaknya terus berupaya agar perbatasan Indonesia dengan Singapura segera dibuka, meski secara terbatas, demi memulihkan pariwisata yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Buralimar mengatakan, kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi yang berbatasan dengan empat negara itu merosot hingga 85 persen. "Apabila perbatasan tidak buka pada Juni, maka banyak hotel tutup dan terjadi PHK. Maka kami ingin travel bubble dibuka," kata dia.
Pemprov Kepri juga terus meyakinkan, koridor perjalanan yang dituju, Nongsa dan Lagoi, relatif aman. Meski angka penularan Covid-19 di Kepri secara keseluruhan mulai meningkat beberapa waktu terakhir.
"Kami merujuk bukan hanya daerah tapi destinasinya seperti Lagoi dan Nongsa yang eksklusif enclave," kata dia.
Selain itu, kata Buralimar, program vaksinasi yang kini tengah dijalankan pemerintah menjadi indikator bagi Singapura dalam melihat keseriusan Indonesia menangani Covid-19. Menurut dia, vaksinasi juga menjadi titik fokus perhatian Singapura.
Ia optimistis, perbatasan Singapura akan dibuka secara terbatas dengan Kepri, mengingat banyak warga Negara Jiran hendak berlibur. "Wisman dari Singapura sudah tidak sabar datang ke Kepri. Tapi kebijakan berada di pemerintahnya, G to G," kata dia.
Dalam webinar yang sama, Managing Partner Inventure Yuswohady mendukung rencana pemerintah membuka perbatasan secara terbatas dan terpilih. "Lebih baik begitu," kata dia.
Namun ia mengingatkan industri pariwisata sangat sensitif dengan sentimen. Apabila pembukaan perbatasan dilakukan sembarangan hingga meningkatkan angka penularan Covid-19, maka akan mencoreng citra Indonesia di mata dunia."Makanya harus super hati-hati. Nation brand rawan," kata dia.