REPUBLIKA.CO.ID, FLORES TIMUR -- Enam ekor anjing pelacak dikerahkan dari Mabes Polri, Jakarta Selatan, menuju ke sejumlah daerah terdampak bencana alam sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk membantu proses pencarian jasad korban tewas.
"Bantuan K9 (anjing pelacak) ini dari Baharkam Polri. Saat ini baru saja tiba di Pelabuhan Terung," kata Kabid Humas Polda NTT, Kombes Rishian Krisna Budhiaswanto di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Kamis (8/4).
Rishian mengatakan, anjing pelacak dikerahkan menuju dua wilayah di Provinsi NTT, tiga ekor menuju Kecamatan Adonara Timur di Kabupaten Flores Timur dan tiga ekor ke Kabupaten Lembata. Menurut dia, anjing pelacak yang dikerahkan berasal dari SAR Cadaver dengan kemampuan khusus mengendus keberadaan mayat.
"Polri juga mengerahkan dua pawang dari kelompok Polwan yang bertugas mendampingi masing-masing tiga ekor anjing," kata Rishian.
Seluruh anjing pelacak didatangkan dari Mabes Polri menggunakan armada perjalanan laut dan udara ."Pengirimannya berbarengan dengandua kapal logistik. Ada yang dikirim via kapal Polair dan ada juga yang lewat helikopter," katanya.
Rishian berharap, korban tewas yang masih hilang hingga sekarang dapat segera teridentifikasi jasadnya setelah pencarian diintensifkan lewat bantuan anjing pelacak. Sementara itu, data yang dihimpun dari Posko Media Center Mapolsek Adonara Timur hingga Rabu (7/8) malam Wita, dilaporkan 55 jenazah di Kecamatan Ile Boleng telah ditemukan.
Sebanyak satu orang lainnya masih pencarian. Sedangkan di Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang Kota, Kecamatan Adonara Timur sebanyak 12 jenazah sudah ditemukan, dua lainnya masih hilang. Di Desa Oyong Barang, Kecamatan Wotan Ulumado baru satu jenazah yang ditemukan dan dua lainnya hilang. Sehingga total ditemukan 68 jasad hingga Rabu malam Wita.