REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN ALOR--Cuaca ekstrem Badai Siklon Tropis Seroja menyebabkan sejumlah titik di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami banjir bandang dan tanah longsor. Daerah yang memiliki dampak cukup besar yaitu Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, dan Kabupaten Alor.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jendral TNI Doni Monardo tiba di bandar udara Malibi, Alor pada Rabu (7/4). Doni beserta rombongan melakukan peninjauan lokasi banjir bandang di wilayah Kabupaten Alor. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun per Selasa (6/4), pukul 21.00 WITA, BNPB mencatat jumlah korban jiwa meninggal dunia (MD) 21 orang dan korban hilang sebanyak 20 orang di wilayah Kabupaten Alor.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bupati Alor juga turut dalam rombongan untuk melakukan peninjauan di lokasi terdampak. Selain meninjau dapur umum, doni juga sempat mengunjungi Desa Wainaka. Diketahui dari hasil peninjauan, terdapat satu perangkat daerah setempat yang memiliki kesiapsiagaan bencana. Dimana sebanyak 41 warga selamat dari bencana banjir bandang karena kegigihannya dalam memberikan pemberitahuan kepada warga lain untuk segera bangun dan melakukan evakuasi.
Doni juga menyaksikan langsung kondisi jembatan di salah satu desa Alor Timur Laut yaitu Desa Taramana yang putus akibat terjangan banjir bandang. Langkah preventif dilakukan dengan segera memerintahkan Kementerian PUPR untuk memperbaiki jembatan sehingga dapat dilalui warga kembali. Fokus utama saat ini yaitu untuk melakukan evakuasi dan penyelamatan terhadap korban. "Pengerahan alat berat dan anjing pelacak diterjunkan ke lokasi untuk melakukan percepatan penanganan dalam menemukan korban yang masih belum ditemukan," ujarnya.
Disamping itu, BNPB juga telah melakukan distribusi bantuan logistik dan non logistik ke beberapa titik lokasi terdampak. Penggunaan helikopter juga dinilai berhasil dalam melakukan evakuasi darurat serta mengirimkan tenaga kesehatan ke daerah yang terisolir.
Menurut Badan Meteologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagian besar wilayah di Indonesia masih mengalami cuaca ekstrem hingga 9 April mendatang. Dihimbau kepada seluruh masyarakat untuk siaga dan waspada.