REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan merilis bahwa stok vaksin di gudang vaksin Dinkes Sulsel telah habis. Sementara itu 18.890 vial vaksin yang dijadwalkan akan tiba di Sulsel pada Senin (5/4) batal datang.
"Stok vaksin di gudang Dinkes Provinsi Sulsel memang sudah tidak ada lagi, jadi sampai terakhir besok vaksin yang ada. Kita masih ada 500 vial, kalau saya hitung itu masih ada sekitar kurang lebih 5.000 dosis," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulsel dr Nurul AR di Makassar, Senin.
Meski demikian, dr Nurul memastikan vaksin untuk lansia di kabupaten/kota masih tersedia dengan rentan waktu 28 hari, termasuk rencana distribusi untuk peserta vaksinasi dosis pertama. Sehingga kemungkinan keterlambatan suntik vaksin di Sulsel dianggap tidak akan begitu berpengaruh terhadap kinerja vaksin dalam tubuh, sebab berdasarkan hasil penelitian terbaru, Kementerian Kesehatan juga telah merilis bahwa rentan waktu antara vaksinasi dosis pertama dan kedua maksimal 28 hari, termasuk yang sebelumnya ditentukan 14 hari (usia muda).
Sementara mengenai batalnya atau ditundanya distribusi vaksin, dr Nurul mengemukakan informasi yang diterima hanya sebatas distribusi vaksin ditunda, namun tidak mengetahui pasti kapan distribusi vaksin kembali dijadwalkan. Maka dari itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes telah mengeluarkan edaran bahwa tim yang menyisakan vaksin untuk termin besok (6/4) harus difokuskan bagi guru dan pelaku agama serta lansia. Selain itu dipetakan sisa vaksin 60 persen untuk lansia dan 40 persen untuk guru serta pemuka agama.
"Jadi untuk vaksinasi di Makassar itu pasti bisa tetapi dibatasi karena terkait urgensi pelayanan vaksin untuk lansia yang diharapkan itu tetap jalan," ujarnya.
Baca juga : Ini Daftar Harta Rampasan Korupsi yang Dilelang KPK
"Kalaupun ada di hari Rabu atau pekan ini telah sampai waktunya khusus untuk lansia, tentu kita pending dulu sampai pasti vaksin itu tersedia. Mungkin besok atau lusa itu sudah ada kepastian distribusi terkait keterlambatan atau misalnya tidak jadi," tambah dr Nurul.
Lebih jauh dijelaskan, jika terjadi keterlambatan pemberian vaksin dosis kedua setelah 28 hari, maka itu akan menurunkan antibodi yang diartikan lebih gampang terpapar virus corona. Termasuk pada menurunnya sel memori.