REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah merespons terkait adanya kemiripan surat wasiat pelaku penyerangan Mabes Polri dengan pelaku bom Gereja Katedral Makassar. Dia menyarankan agar hal tersebut dilakukan investigasi.
"Itu diinvestigasi aja," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/4).
Dia mengatakan, ada banyak medium seseorang, termasuk pelaku teror untuk mencurahkan isi hatinya, salah satunya melalui surat wasiat. Oleh karena itu, menurutnya para pakar perlu melakukan investigasi mendalam terkait surat tersebut.
"Kalau saya lebih senang ini diserahkan ke psikolog, ini diserahkan kepada ahli psikologi massa, agamawan, klinik-klinik kesehatan jiwa, ini lebih bermanfaat," ungkapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyatakan pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar sempat meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya. Pelaku berinisial L tersebut meledakkan bom bersama istrinya yang berinisial YSF pada Ahad pagi.
“Saudara L ini sempat meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid,” kata Listyo.
Temuan surat wasiat serupa juga ditemukan dalam penggeledahan di kediaman pelaku penyerangan Mabes Polri, Jakarta. Sejumlah pesan disampaikan ZA (25 tahun) untuk orangtuanya, salah satu pesannya yaitu melarang keluarganya untuk berhubungan dengan bank (kartu kredit) lantaran dinilai riba dan tidak diberkahi Allah. ZA dalam suratnya juga melarang keluarganya untuk menjadi dawis (dasa wisma) dan tidak membanggakan Ahok.