Jumat 02 Apr 2021 08:35 WIB

Riza: Masih Terlalu Pagi Bicara Pilpres 2024

Gerindra bisa jadikan hasil survei ini sebagai pijakan landasan rujukan dan evaluasi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat ditemui awak media di Balai Kota Jakarta
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat ditemui awak media di Balai Kota Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza) menyambut baik hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkait elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Namun demikian Riza menilai terlalu dini membicarakan pilpres 2024 saat ini.

"Bicara 2024 saya kira masih masih terlalu pagi, sekalipun memang bangsa kita ini bangsa yang sudah sangat senang gandrung dengan politik," kata Riza dalam acara rilis hasil survei bertajuk “Kondisi Ekonomi-Politik 1 Tahun Covid-19: Penilaian Publik Nasional” yang dipantau secara daring, Kamis (1/4).

Kendati demikian dirinya berterima kasih atas hasil survei yang menempati Prabowo dengan hasil yang cukup baik. Ia mengatakan hasil tersebut bisa menjadi pijakan Partai Gerindra dalam menatap langkah politik ke depan.

"Mudah-mudahan ke depan, kami, Partai Gerindra bisa jadikan hasil survei ini sebagai pijakan, landasan rujukan dan evaluasi dan dapat meningkatkan elektabilias Pak Prabowo dan tentu Partai Gerindra dan kader-kader," kata wakil gubernur DKI Jakarta itu.

Khusus terkait elektabilitas Partai Gerindra, dirinya mengaku bersyukur lantaran Partai Gerindra masih berada di urutan kedua suara nasional terbesar. Menurutnya Partai Gerindra perlu belajar dengan PDIP yang selama dua periode ini terus bercokol sebagai partai besar di Indonesia.

"Ini ilmunya mohon dibagi-bagi nih buat kita semua," ujar dia.

Sebelumnya dalam hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, Prabowo Subianto menempati posisi pertama yang memperoleh dukungan suara terbesar menjadi calon presiden (capres) 2024. Namun, hasil ini belum meyakinkan karena dalam pertanyaan terbuka kepada responden, Prabowo baru mendapat dukungan spontan 13,4 persen.

Perolehan tersebut jauh di bawah angka yang didapatkan Joko Widodo (Jokowi) pada tiga tahun menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019 lalu. Saat itu, Jokowi mengantongi suara dukungan responden sekitar 30 persen.

"Demikian pula suara 20 persen di pilihan semi terbuka dan tertutup itu belum meyakinkan, mengingat Prabowo adalah tokoh yang sudah dua kali menjadi calon presiden," ujar Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas dalam rilis survei secara daring, Kamis (1/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement