REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 merespons kabar yang menyebutkan menipisnya pasokan reagen tes PCR sebagai penegakan diagnosis Covid-19. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, pemerintah saat ini terus mengupayakan distribusi reagen secara merata, baik dari pasokan dari dalam negeri atau luar negeri.
Per Maret 2021, ujar Wiku, stok reagen PCR yang terdata oleh Satgas sebanyak lebih dari 800.000 unit. Angka ini tidak mencakup reagen PCR yang didata oleh Kementerian Kesehatan dan yang tersebar secara acak di daerah.
"Namun pemerintah terus memastikan ketersediaan stok terpenuhi serta distribusi reagen yang merata demi menjamin tercapainya angka testing Covid-19 yang sesuai dengan standar dunia dan targeted tepat sasaran. Dalam memaksimalkan ketersediaannya, pemerintah berusaha menggunakan reagen baik hasil produksi dalam negeri atau luar negeri," kata Wiku.
Dilaporkan dari sejumlah daerah bahwa stok reagen PCR dari pemerintah mulai menipis. Hal ini berisiko membuat pemeriksaan PCR test yang tadinya gratis untuk masyarakat menjadi berbayar.