REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sіара уаng tak mаu mеnjаdі mаhаѕіѕwа уаng mаndіrі? Bayar uang kulіаh, biaya ѕеwа kоѕ, kереrluаn pribadi, tаgіhаn lіѕtrіk, ѕаmраі mеmbеlі mоbіl рun bisa.
Usaha memang tak аkаn mеmbоhоngі hasil, akan tetapi menjadi seorang pengusaha sukses bukanlah hal yang mudah. Apalagi, jika usaha itu dilakukan saat masih berstatus mahasiswa. Waktu yang dimiliki pun harus dibagi antara mengurus bisnis dengan tugas-tugas kuliah yang menumpuk.
Memiliki bisnis dengan omzet ratusan juta rupiah belum pernah terlintas di benak anak muda ini. Apalagi ia memulai bisnisnya karena hobi dengan modal seadanya.
Ia adalah Elwin Halawa yang akrab disapa elwin, salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri yang berhasil menjalankan bisnis bengkelnya. Ia sudah memulai bisnis tersebut sejak berada di tingkat pertama kuliahnya di STMIK Nusa Mandiri mengambil program studi Teknik Informatika (TI).
Elwin mengatakan, dengan tekad bulat dan modal yang tak seberapa saya membuka bengkel ini untuk memenuhi segala kebutuhannya. “Bermodalkan kepercayaan diri dan modal seadanya, saya mulai membuka bengkel kecil yang tidak jauh dari rumah. Dengan memberikan jasa service, tambal ban dan ganti oli," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha tersebut semakin berkembang. Dan hasil yang didapatkan pada tahun kedua berhasil manambah dua orang karyawan lalu bertransformasi menjadi bengkel modern dengan brand Zona Ban yang menjual jasa dan barang (sparepart, ban, oli, accu dan barang fast moving lainnya).
Ia menegaskan sebagai generasi muda, termasuk mahasiswa, memiliki potensi besar untuk terjun dan menjalankan wirausaha sehingga dapat merdeka secara finansial. “Menjadi mahasiswa tidak hanya dicetak untuk menjadi pekerja kantoran. Tetapi juga bisa menjadi wirausaha, karena jika menjadi pekerja atau karyawan harus kerja keras, sekalipun kita dibayar terbatas berbeda halnya pengusaha yang tak terbatas,” ungkapnya.
Elwin menceritakan sejumlah tantangan dan hambatan dalam menjalankan wirausaha. Dia mengakui tidak mudah menjalankan usahanya kala itu, terutama dalam permodalan yang saat itu masih mengandalkan pinjaman dari perusahaan pembiayaan (bank dan cu).
“Dengan tekad dan motivasi yang tinggi saya mampu melewatinya. Kini, Zona Ban telah memiliki tiga cabang dengan 10 orang karyawan dan dua orang admin dengan konsumen lebih dari 5.000 konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetapnya. Omzet yang diperoleh dalam satu bulan, Zona Ban bisa memperoleh sekitar 180 juta dengan keuntungan bersih sekitar 30-45 juta,” paparnya.
Ia pun berpesan pada generasi muda agar memiliki tekad yang kuat dalam meraih mimpi dan cita. Sebagai pemuda pun harus mampu menjadi pengusaha yang sukses asal berani dan komitmen pada tujuan.
“Tips untuk sukses adalah kerjakan apa yang menjadi impian anda, nekat dalam arti berani terjun membuka usaha dan kerjakan dengan cerdas. Pertimbangan boleh banyak dalam sebuah bisnis, tapi hal utamanya adalah eksekusi. Hal yang paling saya suka adalah nekat, mulai saja dahulu,” ungkap elwin.
Muhammad Hilman Fakhriza, ketua Nusa Mandiri Entrepreneur Center (NEC) menyampaikan semangat elwin dalam melakukan usahanya tersebut didasarkan dari kondisi keluarga yang sangat terbatas sehingga memotivasi diri elwin untuk keluar dari zona yang tidak memungkinkan untuk bebas dalam finansial.
“Kesuksesan Elwin tidak lepas dari kunci sukses yang selalu dipegangnya yaitu kerja cerdas, design tempat, pelayanan, harga saing serta managemen yang tersistem dengan sangat baik,” tutup Hilman.