REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani menegaskan, bahwa dalam pertemuan dengan Partai Golkar semalam tidak membicarakan pemilihan presiden (pilpres) 2024. Arsul mengatakan, ada banyak hal lain yang dibahas dalam pertemuan yang digelar di Kantor DPP Partai Golkar tersebut.
"Salah satunya memang terkait pandangan masing-masing partai soal RPJPN 2025-2045 yang segera akan disusun oleh Pemerintah," kata Arsul kepada Republika, Rabu (31/3).
Selain itu, Arsul mengatakan, PPP dan Golkar juga bertukar pandangan mengenai berbagai peningkatan kinerja DPR, terutama dalam mengakselerasi aspirasi pembangunan yang disampaikan oleh masyarakat di masing-masing dapil.
"Intinya Partai Golkar dan PPP sepaham bahwa para anggota DPR perlu diberi ruang yang lebih luas agar aspirasi masyarakat di dapilnya bisa disuarakan dan diwujudkan dengan cara yang baik," ujarnya.
Kemudian sebagai partai pendukung pemerintahan, Arsul mengatakan, kedua partai juga menegaskan komitmennya untuk mengawal pemerintahan Jokowi - Maruf Amin. Keduanya juga sepakat akan terus berkomunikasi terkait perkembangan-perkembangan politik yang terjadi kedepan.
"Insya Allah kami akan silaturahmi ke partai-partai lain, namun soal waktunya sedang kami cocokkan," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan wakil ketua umum PPP lainnya, Amir Uskara. Amir menegaskan tak ada pembicaraan seputar pilpres pada pertemuan tadi malam
"Pertemuan semalam tidak membicarakan terkait koalisi kedepan," tegasnya.
Bagi PPP berkoalisi dengan partai lain dalam pilpres nanti adalah sebuah keharusan. Hal tersebut mengingat PPP tidak bisa mengusung seorang presiden sendiri lantaran tidak memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebanyak 20 persen kursi.
"Kalau silaturahmi kita akan bangun dengan semua partai," ungkap Amir.