Rabu 31 Mar 2021 22:58 WIB

Psikolog: Milenial Harus Kritis Agar Terhindar Paham Radikal

Milenial diharap berani membuka diri terhadap semua perbedaan dalam kehidupan.

Aksi radikalisme (ilustrasi)
Foto:

Dia menilai milenial perlu kritis jika menyangkut hal terkait pilihan hidupnya. "Kritis itu tentu bila menyangkut hal terkait dengan pilihan hidupnya. Bila salah ajaran maka kritis itu muncul justru sebagai anti ideologi negara," ujarnya.

Nuning berpesan kepada milenial agar bijak memilih pergaulan dan menghindari kelompok garis keras. Sedangkan penegak hukum harus bisa membaca penetrasi ideologi yang dinormalisasikan sehingga menciptakan enabling environment bagi kelompok teroris untuk melakukan rekrutmen, kaderisasi, dan mendapatkan dukungan dana dan politik.

"Hati-hati saat ini proses enabling environtment marak, sehingga yang tidak wajar terasa wajar atau normal," katanya.

Menurutnya, rekrutmen selain dilakukan tertutup, tapi ada ruang-ruang publik yang dipakai dalam proses penjaringan. Ruang-ruang publik yang ia maksud seperti sekolah, kampus, dan media sosial. 

 

"Memang pemerintah sudah punya aturan, tapi butuh peran serta masyarakat untuk membantu pengentasan masalah terorisme. Dan ini baik jika milenial dilibatkan," kata Nuning.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement