REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hanya membahas soal ekonomi dan pembangunan. Ia mengatakan, belum ada pembahasan soal elektoral 2024.
"Itu akan dibahas lebih lanjut," kata Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Selasa (30/3).
Sebagai sesama menteri di kabinet Indonesia Maju, Airlangga mengatakan keduanya saat ini tengah fokus membangun kerja sama untuk memberi dukungan pada pekerjaan baik di pemerintahan maupun di parlemen kedepan. Untuk diketahui saat ini Airlangga menjabat sebagai Menteri Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Sedangkan Suharso kini menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.
"(Koalisi di 2024) Itu akan dibahas lebih lanjut. Yang penting kita kerja sama kan untuk pekerjaan pemerintahan ke depan yang membutuhkan dukungan dari pemerintah maupun di parlemen, itu yang kami bahas agar perekonomian kita tumbuh di atas 6 persen di 2023," jelasnya.
Selain itu, ia juga belum mau menjawab terkait satu suaranya kader Partai Golkar mendukung dirinya sebagai calon presiden (capres). Ia mengatakan, hal itu akan dibahas menjelang pilpres.
"Menjelang 2024," ucapnya.
PPP menyambangi Kantor DPP Partai Golkar pada Selasa (30/3) malam. Dalam pertemuan tersebut keduanya mengaku sepakat membentuk tim untuk persiapan rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2025-2045.
"RPJP sampai 2024 tentu perlu dilanjutkan 2025-2045 sehingga Partai Golkar dan PPP sepakat untuk membentuk tim, sehingga tim tersebut nanti akan mempersiapkan ke arah RPJP 2025-2045," kata Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Selasa (30/3).
Hal senada juga disampaikan Suharso. Suharso mengaku ingin PPP bersama-sama dengan Partai Golkar menyusun RPJPN 2025-2045.
"Sebagaimana kita ketahui, rencana pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah bagian terakhir dari rencana pembangunan jangka panjang 2005-2024 yang sama-sama pada waktu itu dibidani oleh PPP dan Golkar. Jadi, kesamaan sejak membentuk undang-undang itu, kami ingin lanjutkan pada masa yang akan datang," jelas Suharso.