Selasa 30 Mar 2021 19:07 WIB

Bandara Kertajati Jadi Pusat Perawatan Pesawat TNI/Polri

Bandara Kertajati tetap sebagai bandara internasional dan layani penerbangan komersil

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pesawat TNI akan melakukan perawatan di Bandara Kertajati.
Foto:

BIJB sendiri, kata dia, sudah memiliki dan menyiapkan lahan seluas 67 hektare. Pembangunan tahap I ditargetkan berdiri fasilitas di atas lahan 30 gektar. Pembangunan MRO menurutnya bisa dikebut dalam waktu satu tahun seiring dengan pengoperasian Tol Cisumdawu. 

“MRO tidak rumit, man powerrnya yang penting, GMF sudah memiliki SDM dan sertifikasi untuk MRO. BIJB menyiapkan lahan sesuai masterplan," katanya.

Jadi, kata dia, BIJB membangun MRO selain melayani pesawat TNI/Polri, juga umum, artinya semua penerbangan sipil dan komersil kita layani di Kertajati.

Rafi juga memastikan BNPB akan menjadikan Bandara Kertajati sebagai homebase pesawat pemadam kebakaran hutan kebencanaan mulai tahun ini. Selama ini BNPB memarkirkan pesawatnya di Subang, Malaysia. Keputusan pemerintah mendirikan MRO di Kertajati menurutnya membuat BNPB tidak lagi khawatir dengan urusan perawatan pesawat. 

“BNPB happy, kalau MRO sudah ada, terutama untuk perawatan helikopter pemadam api. Keputusan Presiden ini membuat semua rencana yang sudah disusun berbagai pihak menjadi tersambung,” katanya.

Manajemen BIJB sendiri, kata dia, mengapresiasi keputusan pemerintah terkait penetapan Kertajati sebagai pusat MRO pesawat pemerintah. Keputusan ini juga dinilai menjadi salah satu entry poin pemulihan ekonomi nasional dan daerah. “Negara hadir di BIJB,keputusan ini kita sambut baik,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Soemadi mengatakan rapat Presiden Jokowi, menteri terkait dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/3) menghasilkan sejumlah keputusan strategis terkait Bandara Kertajati. Rencana tersebut seiring akan tuntas dan beroperasinya Tol Cisumdawu pada Desember 2021 mendatang. “Artinya pergerakan penumpang di Kertajati akan lebih baik setelah Desember 2021,” katanya dalam keterangan persnya.

 

Namun, pergerakan penumpang dianggap tidak cukup untuk Kertajati. Karena itu, Presiden Jokowi memutuskan agar umrah dan haji warga Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah bagian Timur dikonsentrasikan di Kertajati. “Keputusan yang paling strategis kita mengusulkan Kertajati difungsikan pada fungsi laion yakni MRO (maintenance, repair, and overhaul),” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement