Selasa 30 Mar 2021 18:42 WIB

Penambahan Positif Covid-19 yang Terus di Bawah 5.000 Kasus

Selama sepekan terakhir, jumlah harian positif Covid-19 selalu di bawah 5.000 kasus.

Vaksinator menyuntikan vaksin COVID-19 kepada seorang Warga Negara Asing (WNA) saat vaksinasi massal Menuju Sanur Zona Hijau di Bali International School, Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (30/3/2021). Pemerintah Kota Denpasar mendata vaksinasi COVID-19 di wilayah Sanur pada Senin (29/3) tersebut telah diikuti 156 WNA yang menetap di kawasan itu dengan persyaratan memiliki Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Vaksinator menyuntikan vaksin COVID-19 kepada seorang Warga Negara Asing (WNA) saat vaksinasi massal Menuju Sanur Zona Hijau di Bali International School, Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (30/3/2021). Pemerintah Kota Denpasar mendata vaksinasi COVID-19 di wilayah Sanur pada Senin (29/3) tersebut telah diikuti 156 WNA yang menetap di kawasan itu dengan persyaratan memiliki Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri, Novita Intan

Pengendalian Covid-19 di Tanah Air terus menunjukkan perbaikan. Angka rata-rata penambahan kasus Covid-19 harian dalam sepekan terakhir, tercatat tidak tembus 5.000 kasus per hari, tepatnya 4.936 kasus per hari.

Baca Juga

Kondisi dalam sepekan terakhir kembali seperti pada periode awal November 2020. Kendati begitu, jumlah kumulatif kasus positif di Indonesia tembus 1,5 juta pada Senin (29/3) kemarin.

Pada Selasa (30/3) ini, jumlah kasus baru dilaporkan 4.682 orang. Sementara tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian tercatat 9,69 persen. Angka ini terbilang rendah dibandingkan periode Januari-Februari dengan positivity rate Covid-19 di rentang 25-40 persen. Bahkan dalam sepekan terakhir, angka positivity rate harian tidak pernah tembus 15 persen.

Pada penambahan kasus hari ini, Jawa Barat menjadi provinsi penyumbang angka tertinggi yakni 911 kasus baru. Posisi kedua ditempati Jawa Tengah dengan 649 kasus. Menyusul kemudian DKI Jakarta dengan 384 kasus, Banten dengan 319 kasus, dan DI Yogyakarta dengan 283 kasus.

Selain itu, Satgas Penanganan Covid-19 juga melaporkan ada 5.877 pasien yang sembuh dalam satu hari terakhir. Sehingga jumlah keseluruhan pasien Covid-19 yang sudah sembuh mencapai 1.342.695 orang.

Angka kematian juga masih terus meningkat, kendati trennya menurun. Pada hari ini tercatat ada 173 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19. Total keseluruhan pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 mencapai 40.754 orang.

Terkait program vaksinasi Covid-19, per hari ini sudah 3,5 juta orang yang mendapat dosis lengkap vaksin. Sedangkan jika dihitung dari pemberian dosis pertama, vaksin Covid-19 sudah menyentuh lebih dari 7,7 juta orang.

In Picture: Vaksinasi Covid-19 Bagi Takmir Masjid

photo
Sejumlah pengurus atau takmir masjid mengikuti tes awal atau screening sebelum menjalani vaksinasi COVID-19 di Masjid Cheng Hoo di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (30/3/2021). Vaksinasi COVID-19 yang diikuti pengurus-pengurus masjid di Surabaya itu sebagai langkah penanggulangan pandemi COVID-19. - (Antara/Didik Suhartono)

 

 

Upaya pemerintah mempertahankan terkendalinya penyebaran Covid-19, salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan larangan mudik pada musim libur Lebaran tahun ini yang berlaku pada 6-17 Mei 2021. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat menaati keputusan pemerintah yang melarang mudik saat Lebaran nanti.

"Satgas berharap, masyarakat dapat menaati keputusan ini agar Indonesia dapat segera terbebas dari pandemi dan masyarakat bisa kembali berkumpul bersama keluarga di perayaan-perayaan besar berikutnya," kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (30/3).

Wiku menjelaskan, kebijakan ini diberlakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi sebelumnya. Pada beberapa kali masa libur panjang sebelumnya termasuk di libur Natal dan tahun baru, kata Wiku, lonjakan kasus positif terus terjadi.

Ia menyampaikan, libur panjang merupakan waktu yang sangat kritikal khususnya dalam upaya pengendalian kasus Covid-19. Naiknya angka kasus akibat libur panjang ini berdampak langsung pada kenaikan tempat tidur di fasilitas kesehatan serta angka kematian.

"Mengingat Indonesia telah berhasil menurunkan kasus baru Covid-19 selama beberapa bulan terakhir, kebijakan larangan mudik di 2021 diharapkan mampu menjaga momentum penurunan kasus tersebut," jelasnya.

Menurut Wiku, keputusan kebijakan larangan mudik ini bukanlah keputusan yang mudah. Apalagi ini merupakan momentum kedua lebaran yang terlewati di tengah masa pandemi. 

Sejumlah syarat dan peraturan perjalanan mengalami perubahan per 1 April 2021 mendatang. Hal ini tertuang dalam Surat Edaran (SE)  Satgas Penanganan Covid-19 nomor 12 tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi.

Perubahan pertama yang perlu diperhatikan, adalah masa berlaku hasil negatif tes PCR dari dan ke Pulau Bali kini menjadi 2x24 jam, berbeda dibanding aturan sebelumnya 3x24 jam. Kemudian perubahan selanjutnya, hasil negatif rapid test GeNose yang diperluas untuk seluruh moda transportasi.

"Penambahan opsi prasyarat perjalanan hasil negatif GeNose di tempat keberangkatan atau on site bagi di bandara, pelabuhan, stasiun kereta api, terminal, maupun di rest area yang telah menyediakannya," ujar Wiku.

Khusus untuk GeNose, imbuh Wiku, hanya berlaku untuk satu kali perjalanan, termasuk tahapan transit dalam perjalanan pesawat udara. Perubahan selanjutnya, untuk penyebaran laut kini juga wajib menunjukkan hasil negatif rapid antigen atau GeNose.

"Pada prinsipnya perubahan yang dilakukan oleh pemerintah melalui kebijakan pusat ini melibatkan keputusan antar kementerian terkait yang mengetahui dengan baik teknis operasional di lapangan," kata Wiku.

Pekan lalu, pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai gelombang ketiga pandemi Covid-19 sejumlah negara di Eropa. Menurut Sri Mulyani, kondisi di Eropa itu berdampak pada kemungkinan berkurangnya suplai vaksin Covid-19 untuk Indonesia.

“Sesama negara maju mereka saling melakukan proteksi untuk vaksin mereka sendiri. Jadi, ini sesuatu yang harus kami waspadai yaitu mengenai jumlah vaksin dan dari sisi munculnya gelombang ketiga di Eropa,” ujarnya saat acara Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, Kamis (25/3).

Maka itu Sri Mulyani mengimbau masyarakat agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Meskipun, kata dia, sebagian masyarakat telah menerima vaksinasi Covid-19.

“Sehingga tidak muncul lagi dilema rem dan gas, seperti yang selama ini terjadi. Karena, rem dan gas ini kalau Covid naik jumlahnya memaksa negara-negara itu melakukan rem persis seperti yang terjadi sekarang di Eropa. Jadi, supaya itu tidak terjadi pada kita terutama kuartal dua 2021,” ungkapnya.

 

photo
Sri Mulyani Khawatirkan Dampak gelombang Ketiga Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement