REPUBLIKA.CO.ID, BATAM – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak masyarakat, khususnya generasi milenial dan generasi Z untuk berperan penting dalam inklusi digital. Generasi milenial dan generasi Z dianggap kelompok yang telah terliterasi digital dengan baik.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Prof. Dr. Henry Subiakto mengatakan kelompok ini dapat berkolaborasi dengan pemerintah dalam mewaspadai kejahatan siber, mewaspadai hoaks dan infodemik serta serangan siber lainnya.
“Masyarakat kita perlu ada digital literacy. Generasi milenial dan generasi Z adalah kelompok yang paling aktif di media sosial, sehingga kita mengharapkan kelompok ini terliterasi dengan baik dalam bermedia sosial,” ujar Henry dalam webinar berjudul berjudul “Nusantara Ramah Disabilitas” yang diselenggarakan Kemkominfo, berdasarkan rilisnya, Sabtu (27/3).
Pada kesempatan rangkaian webinar yang sama, Tenaga Ahli Kemkominfo Lathifa Al Anshori menilai kelompok ini (generasi milenial dan Z) dapat menjadi aktor penggerak inklusi digital di Indonesia, peduli dan bergerak memperjuangkan inklusi di segala lini digitalisasi.
“Kita berharap anak muda juga dapat membuka pintu bagi kelompok rentan agar mengembangkan diri dan mendapat manfaat dari transformasi digital yang dilakukan pemerintah,” ujar Lathifa.
Lathifa menyampaikan, pesan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate yakni pemerintah meyakini transformasi digital bukan hanya bentuk fisik dan infrastruktur digital, tapi juga bagaimana teknologi bisa menjadi peningkatan kapasitas masyarakat secara inklusif dan humanis.
“Pesan tersebut menjadi semangat kita dalam inklusi digital, bahwa pada prinsipnya pembangunan kapasitas sumber daya manusia, khususnya kelompok rentan, menjadi tujuan transformasi digital,” ujarnya.