Sabtu 27 Mar 2021 00:14 WIB

4 Lembaga Top Dunia Beberkan Kondisi Ekonomi Indonesia

Empat lembaga ekonomi dunia beberkan kondisi perekonomian Indonesia, seperti apa?

Suasana deretan gedung bertingkat di antara permukiman di Jakarta, Jumat (12/3/2021). Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,9 persen yoy, ekspektasi untuk pertumbuhan yang lebih tinggi terlihat di pasar keuangan dan pasar komoditas, terutama dengan harga minyak yang meroket di tengah pandemi
Foto:

Faktor Vaksinasi

Laporan "Economic Update" Bank Dunia menyebut vaksinasi menjadi salah satu upaya untuk pemulihan ekonomi di wilayah Asia Timur dan Pasifik. Hal ini menyusul minimnya di negara dengan pengendalian covid-19 termasuk Indonesia.

Aaditya mengatakan vaksinasi dan reformasi kebijakan yang signifikan dapat mendorong perekonomian dan mencegah kerugian lebih dalam akibat Covid-19.

"Di negara-negara di mana pengendalian Covid-19 belum tercapai, seperti Indonesia dan Filipina, vaksinasi yang cepat menjadi prioritas," kata Aaditya. 

Namun, vaksinasi saja dinilai tidak bisa mengakhiri pandemi secara cepat. Sebab distribusi vaksin masih menjadi risiko di sejumlah negara, bahkan keterlambatan vaksin dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi

“Pada sisi negatif, keterlambatan distribusi vaksin dapat mengakibatkan berlarut-larutnya infeksi dan pembatasan kegiatan masyarakat yang diterapkan, sehingga dapat mengurangi pertumbuhan sekitar satu persen,” ucapnya.

Tak hanya itu, lambatnya penanggulangan global terhadap virus corona juga dapat meningkatkan risiko kemunculan varian-varian baru. Hal ini bisa lebih menular hingga resisten terhadap jenis vaksin yang ada.

Meskipun produksi vaksin dinilai cukup untuk melindungi seluruh orang dewasa di dunia pada akhir 2021, kemanjuran (efikasi) dan distribusi vaksin yang tidak merata menyiratkan bahwa kebanyakan negara masih belum dapat mencapai tingkat imunitas kelompok (herd immunity).

“Beberapa estimasi menunjukkan bahwa pada akhir 2021, dalam skenario yang paling optimistis, cakupan vaksinasi yang disesuaikan dengan kemanjuran vaksin di negara-negara berpenghasilan tinggi akan mencapai 81 persen dan di negara-negara  berkembang hanya 55 persen,” jelas Aaditya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement