Jumat 26 Mar 2021 07:12 WIB

Masalah Pendengaran Pada Anak Harus Segera Diatasi

Kualitas pendengaran anak berpengaruh pada kelancaran berbicaranya.

Webinar Profesional bertema
Foto: Dok. Web
Webinar Profesional bertema "Penatalaksanaan Gangguan Dengar pada Anak".

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permasalahan pendengaran yang dialami anak-anak harus segera diatasi. Dokter Spesialis Telinga, Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher Dr. dr. Siti Faisa Abiratno, Sp.T.H.T.K.L (K) M.Sc Aud-Vestib Med mengatakan, pendengaran sangat berpengaruh besar proses perkembangan bicara anak.

“Terkadang orang tua beralasan anak belum bisa bicara karena belum waktunya atau karena lidahnya pendek. Ini yang menyebabkan penanganan terlambat,” ujar dia, dalam Webinar Profesional bertema "Penatalaksanaan Gangguan Dengar pada Anak" yang diselenggarakan oleh Perhati KL Cabang Sumatera Utara dan Kasoem Hearing Center, Kamis (25/3).

Menurut Siti, faktor pendukung proses perkembangan bicara anak adalah masuknya stimulus kata-kata atau kalimat di telinga yang diteruskan via jalur saraf pendengaran ke pusat pendengaran di otak. Di sini suar atau kata-kata diinterpretasi dan disimpan untuk dasar perkembangan berbicara lebih lanjut.

“Masalah gangguan dengar pada anak sering tidak disadari oleh para orangtua. Anak yang kurang responsif terhadap bunyi di sekitar atau apabila dipanggil tidak respons, dianggap oleh karena  anak ‘cuek’ padahal kemungkinan ada masalah kurang dengar," kata dia. 

Siti yang juga merupakan dokter konsultan di Kasoem Hearing Center ini mengungkapkan, perkembangan bicara anak dapat juga dipengaruhi  oleh status mental, kesehatan anak dan lingkungan. Anak yang sering dirawat di rumah sakit karena sakit, bisa terhambat perkembangan berbicaranya.

“Jadi masalah gangguan dengar bukan saja input pendengaran yang terganggu, tetapi juga masalah?‘auditory feedback’. Masalah gangguan dengar di samping  kata-kata tidak terdengar dengan sempurna, saat-anak menirukan/mengucapkan kata-kata akan terdengar ditelinganya sendiri (‘auditory feedback’).  Hal tersebut dapat mengakibatkan cara pengucapan/artikulasi, terutama huruf konsonan tertentu dan intonasi  kata-kata tidak sempurna," kata dia.

Pendapat lainnya dikemukakan. M. Pahala Hanafi Harahap M.Ked (ORL-HNS), Sp.T.H.T.K.L (K)* mengatakan, masalah gangguan pendengaran pada anak disebabkan oleh masalah lingkungan dan masalah genetik. 

“Penyebabnya bisa karena masalah ibu terkena virus saat hamil  hingga kondisi prematur dan masalah lain,” ujar dia.

Deputy Direktur Kasoem Hearing Center, Trista Mutia Kasoem menambahkan, webinar profesional seperti ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan.

Tujuannya, lanjut Trista, agar masalah gangguan pendengaran diketahui oleh dokter spesialis maupun dokter umum. Sehingga, menurut dia, ketika ada masalah gangguan pendengaran bisa segera diberikan solusi seperti Alat Bantu Dengar atau Cochlear Implant.

"Hal ini sesuai dengan visi misi kasoem untuk berperan aktif dalam menanggulangi masalah gangguan pendengaran di Indonesia," kata dia.

"Kami akan konsisten mengadakan program pelatihan dan edukasi untuk profesional secara terus-menerus untuk jadwalnya sendiri bisa dilihat di www(dot)kasoemhearingcenter(dot)com dan terlihat juga antusias dokter spesialis, dokter umum hingga perawat yang mengikuti webinar kali ini hingga 400 peserta," ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement