Rabu 24 Mar 2021 15:46 WIB

Selama Covid-19, Angka Temuan TB Turun Drastis

Menkes mensinyalir turunnya temuan TB karena penderita takut ke puskesmas

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mensinyalir turunnya temuan TB karena penderita takut ke puskesmas
Foto:

Lebih lanjut pihaknya mengaku sebelumnya sudah berinvestasi melengkapi infrastruktur di seluruh fasilitas kesehatan Indonesia untuk menangani Covid-19. Harusnya, dia melanjutkan, upaya ini bisa diduplikasi dan gunakan untuk menangani TB, baik itu disiplin melakukan testing, disiplin melakukan tracing, memanfaatkan alat-alat yang ada untuk melakukan testing, menggunakan infrastruktur yang ada untuk melakukan pelacakan hingga bagaimana melakukan karantina atau isolasi terhadap orang yang terkena. 

"Itu semua seharusnya bisa kami lakukan bersama-sama, saat pandemi Covid-19 dialokasikan dana yang cukup besar. Kenapa kami tidak sekalian menyelesaikan masalah TB," ujarnya. 

Artinya ia meminta jajaran Kemenkes bisa memanfaatkan semua alokasi anggaran terkait Covid-19 juga digunakan untuk membereskan infrastruktur di level grass root supaya prevalensi TB bisa diturunkan. Budi meminta upaya ini bisa dilakukan sekarang.  Kendati demikian, ia menegaskan Kemenkes tidak bisa menangani kasus ini sendiri, semua pihak harus melakukannya bersama-sama. Tidak mungkin Kemenkes bisa eksklusif melakukan sendiri. 

"Kita harus insklusif melakukan bersama sama dengan pemda, civil society dan organisasi kemasyarakatan yang ada di Indonesia," ujarnya.

Pihaknya menilai gerakan Covid-19 di level terbawah bersama-sama bisa mengurangi beban untuk menangani pandemi. 

Sebab, ia mengutip data bahwa sekarang ada 316 dari 100 ribu rakyat yang terkena TB. Padahal, dia melanjutkan, target Kemenkes adalah bagaimana menurunkan prevalensi kasus TB dari 316 per 100 ribu pendudik menjadi 65 per 100 ribu rakyat Indonesia. 

"Bahkan, saya inginnya lebih rendah lagi dari target 65 per 100 ribu. Tidak mungkin kita sukses mencapai angka 65 per 100 ribu dengan hanya membuat program tanpa membangun gerakan, dimana semua komponen bangsa bisa menyumbangkan modal sosial yang mereka miliki untuk mengatasi masalah ini," katanya.

 

Sebab, dia melanjutkan, sejauh apapun Kemenkes bekerja sendiri, hasilnya jauh lebih maksimal kalau bekerja bersama-sama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement