Selasa 23 Mar 2021 17:26 WIB

Pengamat: Ada Peluang Prabowo-Puan pada Pilpres 2024

Prabowo dan Puan mewakili Gerindra dan PDIP yang merupakan partai besar di Indonesia.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) didampingi Puan Maharani (kiri) dan Prananda Prabowo (kanan) menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) didampingi Puan Maharani (kiri) dan Prananda Prabowo (kanan) menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Studies (Indo Strategic) A. Khoirul Umam mengatakan, pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Puan Maharani berpeluang hadir pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Sebab, kedua sosok tersebut sama-sama mewakili dua partai besar di Indonesia. 

Ia berpendapat peluang Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto kembali maju dalam Pilpres 2024 masih dapat terjadi. Elektabilitas menteri pertahanan itu masih tinggi ketimbang sosok potensial lainnya. 

Baca Juga

"Di PDIP, nama Puan akan lebih diprioritaskan sebagai trah Soekarno. Selain itu, pengalaman mengajukan Jokowi sebagai presiden melahirkan evaluasi bahwa meskipun yang bersangkutan petugas partai, namun tidak bisa dikendalikan penuh oleh kekuatan Teuku Umar," ujar Umam lewat keterangan tertulisnya, Selasa (23/3). 

Ia mengatakan, di PDIP dan Partai Gerindra terdapat sosok potensial lain, seperti Sandiaga Salahuddin Uno dan Ganjar Prabowo. Untuk Sandiaga, peluangnya dapat teradang oleh keputusan Prabowo. 

Sedangkan bagi Ganjar, Umam melihat ada kecenderungan bagi PDIP yang ingin menyukseskan Puan selaku trah Soekarno dan putri dari Megawati Soekarnoputri. Namun, ia menilai, Ganjar sebagai sosok yang berkarakter luwes, cair, dan mudah membangun komunikasi politik. 

"Saat ini, di mana muncul makelar-makelar kekuasaan yang malas bekerja keras membangun mesin politik dan berusaha mencaplok kekuatan partai lain, berpotensi membayangi dan mengancam setiap proses regenerasi politik di partai-partai, tak terkecuali PDIP di tangan Puan kelak," ujar Umam. 

Jika pasangan calon Prabowo-Puan terealisasi, PDIP dan Gerindra tinggal mencari dukungan dari partai politik yang berada di tingkat tengah, seperti Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebab, Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berpeluang untuk mengusung kadernya di Pilpres 2024. 

"Namun patut diingat, Pilpres 2024 akan merujuk kembali pada 2004 dan 2014, di mana kekuatan koalisi besar tidak menjamin capres-cawapresnya terpilih. Jika memang tidak connect dengan harapan rakyat," ujar Umam. 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai bahwa hasil survei yang menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto yang menurun di kalangan generasi muda sebagai potret politik saat ini. Namun, ia menjelaskan, mayoritas internal partainya masih mendorong menteri pertahanan itu untuk mencalonkan diri di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. 

"Internal Gerindra secara bulat dalam Rapimnas dalam DPC, saya kalau keliling dari ranting ke kecamatan se-Indonesia pengurus DPD se-Indonesia dan kita semua anggota DPR RI tetap ingin beliau maju," ujar Muzani di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (23/3). 

Dorongan tersebut hadir berdasarkan data yang dimiliki Partai Gerindra, menunjukkan bahwa Prabowo masih berpotensi di Pilpres 2024. Di samping itu, elektabilitas Prabowo masih sangat tinggi di kalangan masyarakat umum. 

"Hasilnya tentu berbeda dan survei sebelumnya, yang kami baca dari LSI berbeda kan nomor satu. Jadi karena LSI survei lebih jamak, umum," ujar Muzani. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement