Selasa 23 Mar 2021 08:40 WIB

Bekerja di Rumah Saat Pandemi Picu Peningkatan Konsumsi Air

Imbauan rajin mencuci tangan meningkatkan kebutuhan air bersih.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Petugas membersihkan fasilitas cuci tangan di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (2/2). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan kondisi pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang harus bekerja di rumah memicu peningkatan konsumsi air bersih.
Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara
Petugas membersihkan fasilitas cuci tangan di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (2/2). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan kondisi pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang harus bekerja di rumah memicu peningkatan konsumsi air bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan kondisi pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang harus bekerja di rumah memicu peningkatan konsumsi air bersih. Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Kementerian PUPR Eko Winar Irianto mengatakan dengan adanya pandemi, terjadi tren tren peningkatan kebutuhan air bersih.

"Saat pandemi ada WFH maka terjadi peningkatan konsumsi air domestik. Banyak yang berada di rumah membuat konsumsi air domestik meningkat," kata Eko dalam Webinar Valuing Water, Senin (22/3).

Baca Juga

Eko menuturkan, imbauan hidup sehat dengan rajin mencuci tangan perilaku hidup sehat meningkatkan kebutuhan air bersih. Dia menjelaskan, hal tersebut terlihat dalam perbandingan konsumsi air domestik.

Dia mengatakan, pada 2019 konsumsi air domestik mencapai 15,41 meter kubik perbulan dengan sekitar 11,9 juta pelanggan. Lalu pada pada 2020 konsumsi naik 16,07 meter kubik perbulan menjadi sekitar 13,3 juta pelanggan.

Eko menambahkan, menurut data dari Water Institute, total kebutuhan air bersih untuk rumah tangga sebelum pandemi atau pada 2013 415 hingga 615 liter perhari perumah. Angka tersebut meningkat setelah terjadi pandemi Covid-19.

"Setelah pandemi pada 2020, konsumsi air bersih untuk rumah tangga mencapai 995 sampai 1.415 liter perhari per rumah. Ini naik tiga kali lipat," jelas Eko.

Dia menjelaskan, saat ini neraca air di Pulau Jawa memang surplus. Hanya saja dari ketersediaan air perkapita terjadi kelangkaan.

Dalam mengatasi krisis air, Eko memastikan Kementerian PUPR menetapkan target utama 2020-2024. Target tersebut untuk pembangunan bendungan, embung, situ, dan danau. "Salah satunya penyelesaian target 45 bendungan dan pembangunan 17 bendungan baru," tutur Eko.

Eko menambahkan, penyediaan air baku juga dilakukan dengan meningkatkan kapasitas sebesar 50 meter kubik per detik. Dia menuturkan, pengendalian banjir dan pengamanan pantai sepanjang 2.100 kilometer juga dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement