Senin 22 Mar 2021 19:37 WIB

Saat Erdogan dan Turki Melawan Mekanisme Pasar Bebas

Turki menegaskan tidak ada tempat bagi sistem ekonomi dengan mekanisme pasar

Rep: Anadolu/Elba Damhuri/ Red: Elba Damhuri
Mata uang Turki, lira (ilustrasi)

Kinerja Ekonomi Turki

Di tengah krisis ekonomi akibat pandemi virus corona, ekonomi Turki tumbuh 1,8 persen secara tahunan (yoy) pada 2020, mengutip data badan statistik negara itu.

Produk domestik bruto (PDB) negara itu pada tahun lalu mencapai 5,1 triliun lira Turki (sekitar USD717,1 miliar), demikian data dari Institut Statistik Turki (TurkStat).

Dari 21 ekonom yang disurvei oleh Anadolu Agency, diproyeksikan ekonomi Turki tumbuh 2,2 persen pada 2020.

Pada kuartal terakhir tahun 2020, ekonomi Turki membukukan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 5,9 persen, menurut data TurkStat.

Angka itu juga mengungkapkan bahwa PDB yang disesuaikan secara musiman dan kalender meningkat 1,7 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Turki dan China adalah satu-satunya negara yang mencatat tingkat pertumbuhan positif di antara semua negara G20 yang datanya tersedia, sementara sisanya mengalami penyusutan atau minus selama periode yang sama.

Kinerja pada kuartal terakhir mendorong PDB kumulatif atas harga saat ini tumbuh sebesar 16,8 persen dari kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Perkiraan para ekonom, ekonomi Turki pada kuartal terakhir tahun 2020 tumbuh rata-rata 7 persen, proyeksi terendah tumbuh sebesar 5 persen dan proyeksi tertinggi di level 8,3 persen.

Ekonomi Turki mencatat pertumbuhan 6,3 persen pada kuartal ketiga tahun lalu, setelah terkontraksi 10,3 persen pada kuartal kedua karena dampak virus korona mulai terasa secara signifikan.

PDB Turki naik 4,5 persen pada kuartal pertama. Nilai tukar dolar AS terhadap Lira Turki rata-rata sekitar 7 Lira per dollar AS selama tahun 2020.

Program ekonomi baru Turki, yang diumumkan pada September lalu, membuat ekonomi Turki tumbuh 0,3 persen tahun lalu. Pada 2019, tingkat pertumbuhan negara itu hanya 0,9 persen.

Pertumbuhan pada 2020 naik 4,8 persen di sektor pertanian dan 2 persen di sektor industri dari tahun sebelumnya.

Namun pada tahun tersebut pertumbuhan turun di sektor jasa 4,3 persen - perdagangan grosir dan eceran, transportasi, penyimpanan, akomodasi, dan kegiatan layanan makanan - dan 3,5 persen di sektor konstruksi, karena keduanya terpukul parah oleh pandemi.

"Nilai tambah meningkat 21,4 persen di sektor keuangan dan asuransi, 13,7 persen dalam bidang informasi dan komunikasi," ungkap Turkstat.

Mengomentari laporan tahunan itu, Menteri Keuangan Lutfi Elvan mengungkapkan bahwa Turki adalah salah satu dari sedikit negara yang mengakhiri tahun 2020 dengan pertumbuhan positif.

Memastikan stabilitas harga adalah prioritas utama Turki pada 2021, kata Menteri Elvan di Twitter. "Kebijakan kami mengatasi inflasi akan membuka jalan bagi investasi, produksi, dan pertumbuhan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan," pungkas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement