Ahad 21 Mar 2021 17:05 WIB

PDIP Dukung Lapangan Golf Kemayoran Jadi Hutan Kota

Menurut Hasto, mensesneg menyampaikan lapangan golf itu akan dijadikan hutan kota.

Hutan Kota Kemayoran
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Hutan Kota Kemayoran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP PDI Perjuangan (PDIP) mendukung rencana pemerintah menjadikan lapangan golf di Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi hutan kota agar bisa dinikmati warga. "Sehingga, masyarakat DKI Jakarta akan memiliki ruang pertemuan di dalam sebuah ruang publik," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto ketika melakukan penanaman pohon di Waduk Rawa Lindung, Jakarta Selatan, Ahad (21/3).

Hasto mengaku mendapat informasi dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang menyampaikan soal lapangan golf itu akan dijadikan hutan kota. PDIP mendukung gerakan pemerintah yang membangun ruang dengan atmosfer serta oksigen yang bersih bagi warga masyarakat.

Baca Juga

Apabila hutan kota itu ditanami tanaman berkualitas sekaligus menghasilkan pangan, lanjut dia, maka hasilnya bisa dinikmati warga. Ia mengajak agar gerakan membersihkan lingkungan harus menjadi sikap hidup.

Apalagi saat ini langit di Jakarta membiru karena pemakaian kendaraan bermotor berkurang seiring penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro. "Maka, bila ditambah dengan gerakan penghijauan serta menjaga lingkungan, langit bersih akan semakin nyata," imbuhnya.

Untuk mendukung lingkungan bersih, PDI Perjuangan kembali melakukan gerakan penghijauan dengan menanam pohon yang dilaksanakan di Waduk Rawa Lindung, Jakarta Selatan. Di waduk seluas satu hektare itu, kegiatan penanaman pohon juga dihadiri Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, dan sejumlah Ketua DPP PDIP seperti Eriko Sotarduga, Mindo Sianipar, Sri Rahayu, dan I Made Urip.

Di sisi lain, kata Hasto, pilihan kebijakan membangun hutan kota di lahan golf di Kemayoran, atau penghijauan di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta yang sedang dilaksanakan PDIP, mengandung semangat nasionalisme. Ia bercerita, GBK dibangun dengan konsep serta pemahaman akan nasionalisme serta patriotisme. 

Sebagai bentuk protes penolakan terhadap Olimpiade 1962 di Israel sehingga GBK dibangun dengan konsep menggelorakan Games of The New Emerging Forces (Ganefo). Dengan demikian, lanjut dia, GBK menjadi pusat untuk membangun nasionalisme serta patriotisme, dan menjadi lokasi para atlet digembleng, bukan sebagai pusat bisnis yang disewakan kepada investor untuk membangun gedung beton.

"Jadi itu untuk membangun ruang publik. Kalau ada ruang publik, warga sejahtera di mana ada ruang warga berdialog," kata Hasto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement