REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kepolisian Daerah (Polda) Aceh melalui DVI Biddokes melakukan tes DNA polisi yang dilaporkan hilang saat tsunami dan ditemukan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh. Tes DNA dilakukan untuk memastikan identitas yang bersangkutan.
Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada melalui Kepala Bidang Dokkes Kombes Pol Arios Bismark didampingi Kepala Bidang Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan pengambilan sampel DNA melalui swab buccal. "Selain sampel DNA, pemeriksaan juga dilakukan dengan mengambil sidik jari. Pemeriksaan tersebut untuk memastikan kalau Asep benar anggota Polri yang dinyatakan hilang saat tsunami menerjang Aceh pada 2004," kata Kombes Pol Arios Bismark.
Selain DNA, kata Kombes Pol Arios Bismark, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Aceh juga sudah memeriksa fisik, seperti tanda lahir, spesimen wajah, dan tanda lainnya yang autentik.
Sementara itu, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Aceh AKBP Wahyu Kuncoro mengatakan pihaknya juga telah memeriksa sidik jari untuk membantu mengetahui identitas Asep."Sidik jari yang bersangkutan sudah diambil. Sidik jari merupakan bukti identitas yang kuat. Selanjutnya, sidik jari itu akan dicocokkan," kata AKBP Wahyu Kuncoro menyebutkan.
Sebelumnya beredar informasi di media sosial anggota Polri yang ditugaskan ke Aceh bernama Asep dengan pangkat ajun brigadir polisi (abrip) dilaporkan hilang saat tsunami ditemukan di RSJ Banda Aceh. Asep sebelumnya anggota pasukan bawah kendali operasi Brimob Resimen II Kedung Halang Bogor bertugas di Poskotis Brimob Peukan Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar pada 2004. Poskotis tersebut rata dengan tanah setelah disapu tsunami.