Jumat 19 Mar 2021 17:49 WIB

DIY tak Tutup Destinasi Wisata di Libur Lebaran

DIY sangat menggantungkan perekonomiannya pada pariwisata.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X berjalan seusai menghadiri acara Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) di gedung KPK, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Acara yang diisi dengan gelar wicara tersebut diadakan untuk memberikan apresiasi kepada instansi pusat dan pemerintah daerah yang berhasil menjalankan pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi.
Foto: ANTARA /Hafidz Mubarak A
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X berjalan seusai menghadiri acara Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) di gedung KPK, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Acara yang diisi dengan gelar wicara tersebut diadakan untuk memberikan apresiasi kepada instansi pusat dan pemerintah daerah yang berhasil menjalankan pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY tidak berencana menutup destinasi wisata di masa libur Idul Fitri 2021. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan perekonomian pelaku usaha wisata.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, tidak mudah untuk menutup destinasi wisata. Terlebih, DIY menggantungkan perekonomiannya pada pariwisata.

Baca Juga

"Menutup tempat wisata bisa saja, tapi apakah kabupaten/kota dan sebagainya setuju. Pelaku usaha pariwisata, mereka juga butuh makan, kan tidak semudah itu (menutup pariwisata)," kata Sultan belum lama ini.

Sultan juga tidak melarang warganya mudik pada Idul Fitri 2021. Namun, ia menegaskan bahwa protokol kesehatan pencegahan Covid-19 harus diterapkan dengan ketat. "5M harus tetap dipenuhi, kalau saya hanya itu saja. Selama mereka bisa memenuhi (5M), ya ketentuannya ya itu saja," ujarnya.

Sultan menuturkan, ia lebih cenderung mengurangi hari mudik dan libur Lebaran. Sehingga, hal ini juga dapat mengurangi mobilitas masyarakat. "Misalnya kemarin itu bisa lima hari sampai seminggu (hari libur), sekarang tidak seperti itu. Jadi mengurangi orang untuk termobilisasi bagi yang tidak bisa menerapkan secara baik 5M itu," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement