REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah melakukan berbagai cara untuk mempercepat herd immunity. Salah satunya, pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta dan BUMN dalam melaksanakan vaksinasi massal.
"Lokasi pelaksanaan vaksinasi massal terus diperbanyak," kata Siti Nadia dalam diskusi Alinea Forum bertema Peta Jalan Menuju Herd Immunity, Rabu (17/3).
Menurutnya, upaya mempercepat vaksinasi tidak hanya tergantung pada ketersediaan vaksin Covid-19, tetapi juga vaksinator. Untuk itu, Siti Nadia mengatakan pemerintah terus berupaya menambah jumlah tenaga vaksinator.
Siti Nadia menambahkan, pemerintah berharap masyarakat yang menerima vaksin bisa terus meningkat, menjadi di atas 500 ribu orang per hari. Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, untuk mencapai kekebalan kelompok tergantung pada beberapa faktor, seperti jumlah pasien yang telah disuntik dan efikasi vaksin Covid-19. Juga terkait lama kekebalan tubuh setelah disuntik vaksin Covid-19.
"Proteksinya panjang. Padahal saat ini kita menghadapi tantangan baru dengan adanya mutasi-mutasi itu, sehingga harus berlomba" ujarnya.
Amin berharap Indonesia dapat segera mencapai herd immunity sebelum varian baru corona yakni B117 menjadi dominan. "Jadi kita berlomba untuk bisa memutuskan rantai penularan saat ini. Kita harus sesegera mungkin mencapai herd immunity," ucapnya.
Sedangkan anggota Komisi IX DPR Adang Sudrajat mengatakan, banyak hal yang harus diperbaiki untuk mewujudkan herd immunity. Di antaranya mengupayakan perluasan vaksinasi kepada masyarakat.
Selain itu, dia mengusulkan agar pemerintah memprioritaskan golongan usia produktif mendapatkan vaksinasi. Dengan menjadi prioritas, diharapkan bisa mengurangi penularan Covid-19.
Ikuti Whatsapp Channel Republika