REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memastikan bahwa sekolah dari tingkat SD dan SMP di daerah setempat siap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Sebelumnya sudah ada puluhan sekolah yang menjadi percontohan PTM.
"Kami sudah dua kali menggelar sekolah percontohan pembelajaran tatap muka secara bertahap, yakni Bulan September dan November 2020," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora Hendi Purnomo dihubungi dari Kudus, Rabu (17/3).
Pada tahap pertama, yakni September 2020 tercatat ada delapan sekolah. Sedangkan November 2020 meningkat menjadi 30 sekolah, baik SD maupun SMP.
Hal itu, dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka pada Desember 2020. Namun, momen itu bertepatan dengan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro, akhirnya ditunda pelaksanaannya.
Karena kasus COVID-19 juga semakin menurun, Pemkab Blora mendorong lagi pembelajaran tatap muka dengan berbagai pertimbangan."Kami tentunya akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk memastikan bahwa sekolah memang sudah siap. Nantinya juga dilakukan bertahap," ujarnya.
Pemkab Blora Tengah menyusun draf surat izin pembelajaran tatap muka ke Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyusul kesiapan daerah setempat melaksanakan protokol kesehatan. Harapannya, pekan ini surat sudah bisa diajukan ke bupati untuk ditandatangani sehingga bisa disampaikan secepatnya ke gubernur.
Bupati Blora Arief Rohman mengungkapkan keputusan menggelar pembelajaran tatap muka diambil setelah rapat koordinasi persiapan dengan berbagai pihak terkait pada Senin (15/3). Hadir pada rapat tersebut, yakni wakil bupati, sekda, kepala Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan Kabupaten Blora, MKKS, kepala Kemenag, pelaksana tugas kepala Dinas Kesehatan, dan perwakilan seluruh kepala SD, SMP, SMA, hingga SMK.
Temuan kasus COVID-19 di Kabupaten Blora mengalami tren penurunan dan sudah tidak masuk zona merah penularan COVID-19. Para siswa tercatat sudah satu tahun belajar di rumah secara daring dan dinilai tidak efektif karena banyak kendala. Khususnya di wilayah pedesaan, desa hutan, yang berdasarkan laporan Dinas Pendidikan Blora banyak yang kesulitan sinyal internet. Sedangkan orang tua juga angkat tangan mengatasi permasalahan tersebut.