Senin 15 Mar 2021 17:18 WIB

Ridwan Kamil : Di Jabar Tak Ada Vaksin Kadaluarsa

Emil membuka peluang bagi EO yang ingin bermitra untuk menggelar vaksinasi massal

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menyampaikan perkembangan kasus Covid-19 di Jawa Barat usai Rapat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (8/3). Emil menyampaikan penambahan gedung dan mobil vaksin akan digenjot pekan ini, sebagai salah satu upaya mempercepat vaksinasi di Jawa Barat.
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menyampaikan perkembangan kasus Covid-19 di Jawa Barat usai Rapat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (8/3). Emil menyampaikan penambahan gedung dan mobil vaksin akan digenjot pekan ini, sebagai salah satu upaya mempercepat vaksinasi di Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jabar, Ridwan Kamil meminta semua masyarakat untuk terus menyukseskan vaksinasi Covid 19 di Jabar. Ridwan Kamil mengatakan, belum lama ini vaksin kadaluarsa ditemukan di salah satu daerah di Indonesia.

Namun, Ridwan Kamil minta masyarakat Jabar tenang. Karena, vaksin kadaluarsa itu tak ditemukan di Jabar. "Di Jabar vaksin kadaluarsa tak ada, tong hariwang (khawatir,red) di Jabar tak ada vaksin kadaluarsa dan tak akan melanggar prosedur. Sebelum kadaluarsa sudah habis diberikan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan di Mapolda Jabar, Senin (15/3).

Emil mengatakan, vaksinasi di Jabar untuk profesi publik Jabar rangking 1. Tapi, vaksinasi Lansianya masih rangking 3. Jadi, Pemprov Jabar akan memaksimalkan."Kami butuh 150 ribu vaksin perhari. Minimal harus ada 40 gedung besar untuk vaksinasi dua ribuan orang," katanya.

Emil pun, membuka kesempatan pada EO yang ingin bermitra dengan Jabar untuk menggelar vaksinasi masal. "Jabar insya allah akan sukses vaksinasi. Khawatir kalau tak di gedung besar target tak tercapai dan vaksinnya kadaluarsa," katanya.

Terkait perkembangan Covid 19, menurut Emil, saat ini sudah tak ada zona merah di 27 kota/kabupate. Selain itu, kasus dan trend menurun. Bahkan, di desa yang tadinya zona merah sebanyak 300 desa sekarang turun jadi 137 desa.

"Alhamdulillah turun dua kali lipat. Di tingkat RT juga dari 80 ribu RT Minggu lalu ada 3.500 zona merah sekarang tinggal 450. Jadi PPKM pas bisa menyelesaikan masalah kewilayahan. Kami akan terus memastikan tak ada lagi yang merah," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement