REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang menyatakan, dua orang korban kecelakaan maut bus masuk jurang masih menjalani perawatan intensif. Kecelakaan maut itu terjadi di Jalur Alternatif Malangbong-Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Humas RSUD Sumedang Dahlan mengatakan, kedua orang tersebut kondisi kesehatannya masih kurang stabil sehingga memerlukan pengawasan ketat di ruang Intensive Care Unit (ICU). "Masih dalam pengawasan ketat, kemarin sore sempat ada penurunan, mudah-mudahan hari ini berangsur membaik," kata Dahlan saat dihubungi dari Bandung, Ahad (14/3).
Menurutnya, sejauh ini masih ada enam orang yang menjalani perawatan khusus. Selain dua orang yang dirawat di ICU, ada empat orang korban lainnya yang dirawat di ruang High Care Unit (HCU) dengan kondisi relatif membaik.
"Yang dirawat di HCU itu semuanya sudah sadar, hanya saja mereka masih memerlukan perawatan," katanya seraya menyebutkan korban tewas dalam kecelakaan tersebut mencapai 27 orang.
Jumlah korban yang masih dirawat di RSUD Sumedang yakni sebanyak 14 orang. Dengan rincian, dua orang dirawat di ruang ICU, empat orang dirawat di ruang HCU, dan delapan orang lainnya dirawat di ruang perawatan biasa.
Dahlan mengatakan, delapan orang yang dirawat di ruang perawatan biasa itu kondisinya semakin membaik. Menurutnya, dalam waktu dekat para korban tersebut sudah bisa pulang ke rumahnya dalam kondisi sehat.
"Semuanya dalam kondisi yang stabil, mudah-mudahan Senin (15/3) bisa pulang," kata dia.
Selain itu, menurutnya, seluruh biaya perawatan korban kecelakaan maut bus di Sumedang itu sudah ditanggung Jasa Raharja. Namun, ia mengatakan, apabila biaya tanggungan itu tidak mencukupi karena berbagai hal yang memerlukan perawatan khusus, Pemerintah Kabupaten Subang sudah bersedia menanggung biaya tambahan tersebut untuk para korban.
"Waktu hari pertama setelah kecelakaan, Pemkab Subang telah menghubungi kami, mereka mengatakan kalau para korban akan menggunakan dana dari pemda," katanya.