Senin 08 Mar 2021 18:23 WIB

NU dan Kebangkitan Ekonomi Umat

NU fokus mewujudkan kebangkitan dan kemandirian ekonomi bersama umat.

Memperkuat ekonomi berarti memperkuat umat. Foto: Ilustrasi jual beli
Foto:

Langkah Strategi 

Adapun langkah kebangkitan yang dapat ditempuh sebagai berikut. Pertama, memetakan potensi ekonomi warga NU. Aspek ini menjadi penting dan utama untuk menjadi bahan keputusan akan merambah bidang ekonomi yang mana untuk dijadikan gerakan bersama.

Pada awal-awal pendirian NT, Hadratussyaikh dan KH Wahab memilih pertanian dibanding perdagangan. Pilihan ini tentu karena melihat sebagian besar warga NU saat itu adalah petani. Ini contoh pemetaan paling sederhana, mendasar, dan tepat.

Saat ini, profesi warga NU beragam. Bukan hanya menjadi petani atau pedagang, melainkan juga banyak yang berkiprah di dunia profesional. Untuk mendapatkan pemetaan akurat mengenai potensi ekonomi jamaah NU, menggerakkan anak-anak muda NU yang berkecimpung dalam dunia teknologi dan informasi (IT) adalah kemestian.

Ini bisa menjadi bagian dari NU memanggil warganya yang muda-muda untuk berkontribusi kepada NU. Mereka tentu akan dengan senang hati dimintai bantuan oleh orang tua mereka. Dengan adanya pemetaan ini, bukan tidak mungkin akan lahir berbagai inovasi dalam bidang ekonomi warga NU.

Ini adalah era 4.0, era di mana data menjadi panglima. Data is the new oil. Untuk mendapatkan pemetaan yang akurat, itu berdasarkan data yang juga akurat. Untuk lebih memudahkan koordinasi, ada baiknya dibuat satu data yang bisa diakses bersama.

Kedua adalah membangun dan meningkatkan potensi koperasi warga NU. Sistem ini paling tepat untuk digunakan untuk kebangkitan ekonomi warga NU karena jalan ini digunakan pula oleh Hadratussyaikh dan KH Wahab untuk menjadi wahana saling tolong antaranggota NT. Hal ini pula sesuai dengan gagasan Mohammad Hatta, Bapak Koperasi Indonesia.

Menurut Hatta, rahasia daripada koperasi terletak pada kemauan bekerja sama untuk memperbaiki keadaan ekonomi bersama. Dasar kerja sama ini ialah self-help dan setia kawan (Hatta, 1983).

Pembangunan koperasi ini bisa diinisiasi di tingkat pengurus ranting atau bahkan di tingkat cabang. Dengan memiliki data, semua koperasi yang berdiri bisa saling terhubung. Bila ada koperasi yang dinilai sukses, bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman teknisnya pada koperasi lainnya.

Jika pada 1918 NT didirikan karena ada kecenderungan kaum Muslim yang menutup diri dan kurang inklusif, dengan adanya koperasi ini akan tercipta tiga hal, yang juga sangat relevan dengan kondisi kita saat ini. Pertama, dakwah Islam moderat ala NU bisa berjalan dengan baik karena urusan ekonomi sudah selesai. Dakwah Islam wasathiyah bisa semakin membumi di Indonesia ini dan semakin meluas ke luar negeri.

Kedua, merekatkan aspek sosial umat Islam dan pada gilirannya akan melahirkan harmoni secara nasional. Sebagai organisasi keagamaan terbesar, maka dengan keberhasilan aspek ekonomi dan peningkatan kerekatan sosial ini secara tidak langsung berarti juga meningkatkan ekonomi bangsa dan melahirkan harmoni di tingkat nasional.

Ketiga, tentunya langkah dan strategi di atas harus ditopang dengan moralitas serta akhlak yang penuh integritas yang mencerminkan empat sifat nabi dalam setiap aktivitas jaringan, yaitu siddiq (berlaku jujur), tabligh (menyampaikan), amanah (dapat dipercaya) dan fathonah (profesional). Dengan berpegang pada empat sifat itu dan dibarengi dengan strategi-strategi di atas, kemiskinan, ketimpangan berkurang, bahkan hilang seiring dengan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan umat sehingga dapat kembali mengangkat derajat umat Islam pada posisi yang mandiri dan kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement