Jumat 05 Mar 2021 15:40 WIB

Kasus Covid-19 di Indramayu Tembus 4.200

Ada penambahan 95 kasus, terbanyak berasal dari salah satu pesantren.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Teguh Firmansyah
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu mengalami lonjakan tinggi. Penambahan itu terutama disumbang oleh klaster pesantren.

Berdasarkan data yang dirilis Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Kamis (4/3) malam, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari itu bertambah 95 kasus. Dengan penambahan tersebut, maka total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu mencapai 4.214 kasus.

Baca Juga

"Penambahan kasus ini yang terbanyak di Kabupaten Indramayu,’’ ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, Jumat (5/3).

Deden menjelaskan, lonjakan kasus pada Kamis (4/3) terbanyak berasal dari salah satu pesantren di Kecamatan Sindang. Kasus itu terungkap dari adanya santri yang terkonfirmasi positif yang kemudian disampaikan kepada pengasuh pesantren.

Langkah tracing terhadap kontak erat dari pasien pun dilakukan. Selanjutnya, dilakukan testing kepada seluruh santri dan pengurus.

Selain dari klaster pesantren, penambahan kasus juga berasal dari kontak erat dari pasien terkonfirmasi sebelumnya yakni dari klaster Desa Arahan Lor sebanyak 12 orang dan klaster Desa Drunten Kulon enam orang.

Khusus untuk penanganan klaster pesantren, Deden menerangkan, langkah yang dilakukan adalah dengan meneruskan tracing kontak erat maupun testing semua kontak erat. Untuk pasien positif, dilakukan isolasi, baik mandiri (di rumah/pesantren) maupun dirujuk ke rumah sakit dan pemberian obat-obatan.

"Kami memberikan arahan mengenai cara isolasi mandiri yang benar,’’ tukas Deden.

Langkah penanganan lain yang dilakukan, lanjut Deden, yakni dengan melaksanakan desinfeksi di semua area pondok pessantren, termasuk area asrama pondok pesantren. Sedangkan untuk masjid, ditutup sementara dari luar.

Deden menambahkan, meski kasus Covid-19 tengah merebak, para santri di pondok pesantren itu tidak dipulangkan. Namun, untuk santri yang terkonfirmasi positif dan negatif, ditempatkan di ruangan berbeda. "Selama proses isolasi pun diawasi oleh tim satgas kecamatan,’’ kata Deden.

Sementara itu, selain pada Kamis (4/3), lonjakan kasus juga sudah terjadi pada Rabu (3/3), dengan penambahan 80 kasus. Lonjakan itu di antaranya disumbang oleh kasus yang terjadi di Desa Drunten Kulon, Kecamatan Gabuswetan.

Di desa tersebut, sedikitnya ada 21 warga yang terkonfirmasi positif. Kasus itu bermula setelah mereka melakukan tilik atau menjenguk salah seorang warga yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Pasien yang dijenguk itu semula diduga menderita demam berdarah. Namun kemudian terungkap bahwa pasien tersebut ternyata positif Covid-19. Setelah mengetahui hal itu, langkah tracing, tracking dan testing dilakukan terhadap 15 kontak erat pada Sabtu (27/2). Hasilnya, semua terkonfirmasi positif Covid-19.

Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Gabuswetan, Masroni, menjelaskan, dari 15 pasien itu, 14 orang menjalani karantina di RS MIS Krangkeng. Sedangkan satu orang yang melahirkan, dibawa pulang dan menjalani isolasi mandiri di rumah. Sedangkan bayinya terpaksa dipisahkan dan dirawat keluarganya.

Dari 15 pasien positif itu, lantas dilakukan swab massal terhadap 136 orang pada Senin (1/3). Hasilnya, enam orang positif Covid-19. "Jadi jumlah total kasusnya sementara ada 21 orang,’’ terang Masroni.

Upaya testing dilanjutkan pada kontak erat lainnya. Namun saat ini belum diketahui hasilnya. Sementara itu, menanggapi lonjakan kasus selama dua hari terakhir, Deden menyatakan, telah melakukan koordinasi yang lebih intens antara Satgas Covid-19 kabupaten dan kecamatan. Selain itu, lebih ketat lagi dalam pengawasan dan pemberlakukan protokol kesehatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement