REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggeliatkan Gerakan Seribu Rupiah (Gerbu) untuk 54 Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kajoetangan. Gerakan ini ditunjukkan untuk gotong-royong dan membantu sesama.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, Gerbu ditunjukkan sebagai apresiasi kepada masyarakat yang mendukung terhadap pembangunan Kota Malang. Hal ini terutama terhadap warga yang terdampak atas pembangunan Kajoetangan, beberapa bulan lalu. "Mereka yang ada kesabaran, kita berikan //reward//," kata Sutiaji dalam siaran resmi Kamis (4/3).
Di kesempatan itu, Sutiaji juga menyampaikan penataan PKL di Kajoetangan memiliki tujuan baik. Kawasan tersebut akan menjadi destinasi wisata di Kota Malang. Oleh sebab itu, para PKL diminta untuk tidak khawatir karena wisatawan akan masuk ke kampung nantinya.
Ketua Baznas Kota Malang, Sulaiman mengatakan, pihaknya sudah menerima pengajuan dari paguyuban PKL Kajoetangan mengenai Gerbu. Setelah itu, Baznas melakukan verifikasi di lapangan hingga mendapatkan 54 PKL yang berhak mendapatkan bantuan Gerbu. Para PKL tersebut setidaknya mendapatkan masing-masing Rp 500 ribu.
Untuk diketahui, Pemkot Malang menargetkan pembangunan di Kajoetangan akan menyerupai kawasan Malioboro di Yogyakarta dan Jalan Braga di Bandung. Pembangunan sebelumnya mengharuskan penutupan di beberapa titik jalan sehingga mengurangi pemasukan para PKL di lokasi sejak 9 November sampai 20 Desember 2020. Kebijakan ini diambil karena terdapat pemasangan batuan andesit di area Kajoetangan atau Jalan Jenderal Basuki Rahmat.
Gerbu yang diinisiasi sejak awal pemerintahan Wali Kota Sutiaji ini menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Malang. BAZNAS memberikan kotak khusus untuk Gerbu bagi para ASN di seluruh perangkat daerah Kota Malang dan selalu rutin mengumpulkan dana tersebut tiap minggunya. Total dana Gerbu sampai akhir Februari 2021 tercatat mencapai Rp 156 juta.