REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terus disebut-sebut masuk pusaran dua partai politik, Golkar dan terakhir Partai Demokrat selama tiga pekan terakhir ini. Munculnya nama Ridwan Kamil dalam letupan internal partai politik menunjukan sosoknya muncul sebagai figur elektoral.
Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi mengatakan, tokoh-tokoh muda seperti Ridwan Kamil dinilai para pengurus partai politik yang tidak memiliki figur merupakan 'darah segar' yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan kader. Muradi melihat faktor ini yang menjadikan Ridwan Kamil masuk dalam bursa Ketua Umum Demokrat versi KLB.
“Saya kira Kang Emil memungkinkan untuk itu apalagi misalnya AHY sudah hampir setahun memimpin partai, tapi nggak naik elektabilitas dia. Dia masih di luar sepuluh besar," ujar Muradi saat dihubungi wartawan di Bandung, Rabu (3/3).
Muradi menjelaskan, lima besar yang elektabilitasnya tinggi seperti RK, Prabowo, Ganjar, Anies, dan Sandiaga. Jadi, mungkin Demokrat butuh orang yang bisa meningkatkan elektoral partai.
"Wajar saja dan Kang Emil punya peluang itu dan sama seperti peluang dia memimpin partai di Golkar. Oke saja karena partai yang siap secara regenerasi maksimal sampai 2022 maka dia akan mampu kompetitif di 2024,” paparnya.
Muradi mengingatkan, Ridwan Kamil tak terburu-buru dan terbujuk angin surga yang muncul dari konflik internal partai politik. Pasalnya, pria yang akrab disapa Emil itu berangkat menjadi kepala daerah sebagai tokoh non partai.
"Maka posisi saat ini jauh lebih baik ketimbang buru-buru berbaju politik," ucapnya.