Kamis 04 Mar 2021 04:30 WIB
...

Jangan Kaget Jika Tiba-Tiba Manchester City Sudah Juara

Sejumlah resep sudah disiapkan Guardiola untuk membuat Man City kian tangguh.

Pelatih Manchester City Pep Guardiola (kanan) memberikan instruksi kepada para pemainnya selama pertandingan Liga Primer Inggris.
Foto:

Oleh : Endro Yuwanto/Jurnalis Republika

***

Perubahan demi perubahan terus dilakukan Guardiola agar menemukan formula tepat dan skuadnya terus menguat. City bahkan telah membuat lebih banyak perubahan pada starting line-up dibandingkan tim manapun di Liga Primer musim ini, yakni sebanyak 79 kali!

Soal taktik Guardiola tak bekerja sendiri. Nama Juanma Lilo pantas untuk disebutkan. Kehadirannya menggantikan Mikel Arteta sebagai asisten pelatih banyak membantu Guardiola.

Lilo adalah mantan pelatih Real Oviedo dan bertemu Guardiola pada 1996 silam. Keduanya berteman sejak saat itu. Bahkan Guardiola rela bermain di Meksiko bersama Dorados de Sinaloa demi bermain di bawah arahan Lilo.

Lilo menjadi sosok berpengaruh kedua setelah legenda Belanda, Johan Cruyff, dalam taktik Guardiola. Kedatangannya pun memberi warna dalam skema the Citizens, baik dalam bertahan maupun menyerang.

Selain soal stok pemain, skema, dan taktik yang dinamis, secara psikologis Guardiola juga selalu memacu para pemainnya untuk tampil lebih baik lagi. Ia bahkan kerap berteriak karena ingin pemainnya tidak bersantai-santai di lapangan.

Tentu saja itu dilakukan pelatih usia 50 tahun ini setelah sebelumnya berkumpul dan berbicara lebih banyak tentang bagaimana tim bisa bekerja sama. Banyak pemain City yang mengungkapkan, mereka sering berkumpul dengan Guardiola sebelum dan sesudah pertandingan untuk menganalisis apa yang terjadi dan bagaimana tim dapat melakukannya dengan lebih baik. Ganjarannya, permainan City kian solid dan konsisten di saat tim-tim lain, kecuali MU, bermasalah dengan konsistensi.

Seperti biasa, Guardiola selalu merendah dengan segala capaiannya sejauh ini, termasuk bersama City. Ia tak berminat untuk berbicara tentang gelar yang diklaim banyak orang sudah menjadi milik the Citizens. Pernyataannya masih mirip di awal musim bahwa semua tim, terutama MU dan juara bertahan Liverpool, tetap berpeluang karena masih banyak poin yang harus diperebutkan.

Tapi, untuk sosok yang telah memenangi total 29 trofi selama 11 tahun berkarier sebagai pelatih di City, Bayern Muenchen, dan Barcelona, bisa jadi Guardiola sedang memasang jebakan mind games bagi para pesaingnya. Dan seperti dua atau tiga musim lalu, tiba-tiba saja di akhir musim City sudah mengangkat trofi juara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement