Selasa 02 Mar 2021 17:27 WIB

Vaksin Gotong Royong

Rakyat adalah garda depan dan paramedis adalah garda belakang hadapi pandemi Covid-19

Petugas tenaga kesehatan berdiri di depan video penggunaan Vaksin saat pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 bagi petugas pelayan publik di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/3/2021). Sedikitnya 350 petugas publik Kota Bandung yang terdiri dari Aparatur Sipil Negara, tenaga pengajar dan tokoh agama menerima vaksin COVID-19 tahap kedua dosis pertama.
Foto:

Dalam menghadapi ancaman terhadap keutuhan NKRI, kita memiliki strategi pertahanan khusus yaitu Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta) yang tidak agresif dan tidak ekspansif untuk melindungi seluruh kepentingan nasional, seperti yang tercantum dalam UU Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara. Penyelenggaraan pertahanan negara selain dilakukan oleh TNI sebagai komponen utama perlu didukung oleh unsur-unsur kekuatan negara lain sebagai komponen cadangan dan komponen pendukung, karena pada dasarnya setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara.

Di era Milenial ini masyarakat sipil ikut terlibat baik aktif ataupun pasif dalam memikirkan kemajuan pertahanan negara, meskipun pada saat ini di lingkungan masyarakat sipil masih merasa urusan pertahanan negara hanyalah urusan pemerintah dan TNI semata. Konsep Sishanta sebagai konsep pemikiran untuk menghadapi ancaman apa pun termasuk ancaman Covid-19

Sishanta adalah strategi pertahanan Indonesia yang lahir dari rahim sejarah Ibu Pertiwi. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut bela negara seperti masa darurat ini menumpas Covid-19. Apa yang bisa dilakukan oleh warga pada masa pandemi? Bukan dengan memikul bedil atau menjinjing bambu runcing.

Cukup dengan aktif mengikuti instruksi atau imbauan dari pemerintah. Bagaimanapun, rakyat yang patuh untuk mencegah merebaknya wabah ini adalah bagian dari sikap nasionalis.

Dalam urusan mencegah wabah ini, rakyat adalah garda depan dan paramedis adalah garda belakang dalam menghadapi pandemi Covid-19. Rakyat secara aktif di garis depan mengikuti protokol kesehatan 5M yang ditetapkan dan pemerintah melaksanakan 3T.

Melalui semangat gotong royong dalam memberantas virus Covid, Yayasan Artha Graha Peduli (AGP) sebagai aset bangsa secara tanggap dan cepat berupaya melakukan test deteksi dini terhadap Covid-19 di internal perusahaan serta mendirikan rumah sakit lapangan setelah 1 pekan Presiden Jokowi mengumumkan ditemukan pasien Corona di Indonesia pada 2 Maret 2020.

Dengan semangat gotong royong, pendiri AGP Tomy Winata menfasilitasi 188 WNI awak kapal pesiar World Dream melaksanakan isolasi dan observasi di Pulau Sebaru Kecil (Kepulauan Seribu), Jakarta. Ruh gotong royong yang digaungkan oleh Tomy Winata menjadi dasar Artha Graha Peduli berupaya memberikan pemeriksaan gratis Covid-19 kepada masyarakat.

Korporasi sadar tidak akan membiarkan negara sendiri melaksanakan vaksinasi Covid-19.  Kecil kemungkinan vaksinasi untuk 107 juta WNI bisa tuntas pada Desember 2021 seperti harapan Presiden Jokowi. Untuk itu, dengan semangat gotong royong, warga mendukung gagasan Kadin Indonesia melaksanakan vaksinasi berbayar atau vaksin mandiri yang kini disebut vaksin gotong royong.

Korporasi dengan anggaran bisa melaksanakan vaksin kepada karyawan masing-masing koorporasi mengingat koorporasi menyadari sumber daya manusia sangat penting bagi keberlanjutan suatu usaha koorporasi. Kita sepakat di dalam kondisi apa pun, modal sosial gotong royong sebagai warisan nenek moyang harus tetap kita rangkul dan junjung. Di masa sulit ini kita amalkan vaksin gotong royong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement