"Jika selama ini cuma mengirimkan perintah mengerjakan tugas, sehingga kehilangan konteks, yang ada hanya teks. Memang murid membaca buku tematik, namun guru tidak hadir di situ," ujar Sailal.
Meski pandemi mengharuskan guru dan siswa menerapkan protokol kesehatan jaga jarak, langkah yang bisa dilakukan membangun interaksi secara virtual. Walau siswa SMP dan SMA bisa melakukannya lewat aplikasi pertemuan, itu masih sulit dilakukan siswa SD.
Jadi, dia menyarankan, dalam kegiatan belajar mengajar virtual bisa diterapkan umpan balik, dan penyampaian materi bisa dilakukan guru-guru secara bergantian. Sailal memaklumi, pembelajaran secara virtual mengharuskan pendampingan orang tua.
"Namun, tidak sedikit orang tua merasa kewalahan dan mengeluh karena mereka mau tidak mau harus belajar kembali memahami dan menguasai materi pelajaran si anak. Akibatnya, guru sebagai role model belajar budi pekerti bahasa jauh berkurang," kata Sailal.