REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyayangkan adanya pihak yang melibatkan nama-nama pejabat pemerintahan dalam gerakan pengambilalihan partainya. Ia yakin, nama seperti Mahfud MD, Yasonna H Laoly hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tak terlibat dalam gerakan tersebut.
"Saya juga punya keyakinan bahwa nama Menkopolhukam Profesor Mahfud dan MenkumHAM Yasonna juga dicatut namanya," ujar SBY dalam sebuah video yang dirilisnya, Rabu (24/2).
Pejabat yang namanya dicatut oleh oknum tertentu, dinilainya memiliki integritaa dalam menjalankan tanggung jawabnya di pemerintahan. Ia yakin, mereka tak memilili kepentingan apapun dengan Demokrat.
"Partai Demokrat tetap percaya bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul tidak tahu-menahu dan tidak masuk di akal jika ingin mengganggu Partai Demokrat," ujar SBY.
Ia menyayangkan adanya kader yang berusaha merusak Demokrat dari dalam. Oknum-oknum yang dinilainya hanya unjuk gigi setiap lima tahun sekali menjelang pelaksanaan kongres.
"Saya akan tetap bersama Partai Demokrat dalam jatuh bangunnya partai ini. InsyaAllah sepanjang hayat dikandung badan, saya akan tetap menjadi kader Partai Demokrat dan akan menjadi benteng dan bhayangkara partai ini," ujar SBY.
Demokrat, tegas SBY, tidak dijual dan tidak bisa dibeli oleh siapapun. Bila ada kader yang terbukti melakukan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Demokrat, ia tegas akan mengusirnya.
"Segelintir kader atau mantan kader itu masih bergentayangan mencari mangsa ke kanan dan ke kiri, katanya ada juga yang bertindak sebagai EO (event organizer) hadapi dengan sikap yang tegas, usir orang-orang itu," ujar SBY