Rabu 24 Feb 2021 04:29 WIB

Tokoh Agama Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19

Sebanyak 98 kiai dan ulama NU mengikuti vaksinasi Covid-19.

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada tokoh agama di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/2/2021). Vaksinasi yang diikuti 98 kiai dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) tersebut bertujuan untuk pencegahan COVID-19 di kalangan ulama dan pesantren di Jawa Timur dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa vaksin halal dan maslahah.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada tokoh agama di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/2/2021). Vaksinasi yang diikuti 98 kiai dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) tersebut bertujuan untuk pencegahan COVID-19 di kalangan ulama dan pesantren di Jawa Timur dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa vaksin halal dan maslahah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sasaran program vaksinasi Covid-19 terus diperluas. Setelah tenaga kesehatan dan para pekerja publik, vaksinasi mulai dilakukan terhadap pemuka agama. Para tokoh agama pun menyambut dengan antusias dan mengajak masyarakat agar tak ragu disuntik vaksin Covid-19.

Vaksinasi bagi para tokoh agama digelar di basement Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (23/2). Kegiatan itu tak hanya dihadiri tokoh agama Islam, tetapi juga pemuka agama lainnya. Di Jawa Timur (Jatim), vaksinasi yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) diikuti 98 kiai dan ulama NU.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi di Masjid Istiqlal bagi tokoh agama menjadi contoh untuk dapat dilaksanakan di tempat lain. "Mudah-mudahan bisa segera kita replikasi ke daerah-daerah lain," kata Budi, Rabu (23/2).

Budi pun mengaku kagum dan sangat mengapresiasi para tokoh lintas agama yang hadir mengikuti vaksinasi. "Kegiatan vaksinasi ini juga bertujuan merajut kebersamaan dari seluruh keberagaman," kata dia.

Juru bicara vaksinasi Covid-19 yang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Dirjen P2P Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksinasi akan berlangsung selama 10 hari dengan target sasaran 7.000 pemuka agama. "Ini untuk semua pemuka agama, bukan hanya Muslim," kata Nadia kepada Republika, kemarin.

Baca juga : Pemerintah Siapkan Vaksin Gotong Royong

Ia memperkirakan, rata-rata per hari yang mengikuti vaksinasi di Masjid Istiqlal mencapai 500 sampai 1.000 orang. Para tokoh agama yang tidak berkesempatan mengikuti vaksinasi di Masjid Istiqlal dapat mengikuti vaksinasi di daerah masing-masing. Sebab, vaksinasi bagi tokoh agama tahap selanjutnya akan dilaksanakan dengan koordinasi dinas kesehatan di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota.

Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan, vaksinasi akan dilakukan bertahap. Berdasarkan data panitia, sudah ada ribuan data tokoh lintas agama yang tervalidasi untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi peran aktif para tokoh agama dalam program vaksinasi yang digelar pemerintah. Menurut dia, vaksinasi ini bagian dari wujud sinergi antarlembaga negara, yakni Kemenag dan Kemenkes, bersama para tokoh agama dalam mengatasi pandemi Covid-19.

"Peran aktif para tokoh agama patut diapresiasi. Semoga ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam terus mendukung program vaksinasi ini bersama," kata Menag.

Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak ragu menerima vaksin Covid-19. Ia mengatakan, vaksinasi dapat mempercepat proses pemutusan mata rantai penyebaran wabah virus tersebut.

Menurut dia, vaksin Covid-19 termasuk dalam kemaslahatan yang lebih baik dijalani, khususnya bagi umat Islam. "Karena kemaslahatan, maka tuntutan agamanya juga sangat tinggi, sehingga dekatilah dan datangilah lokasi-lokasi pemberian vaksin," ujar Nasaruddin.

photo
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac ke seorang biksu di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Kementerian Kesehatan menargetkan ada 1.200 pemuka agama dari berbagai agama yang disuntik vaksin sehingga diharapkan bisa menjadi contoh terhadap pengikutnya agar mereka mau divaksin COVID-19. - (ANTARA/Muhammad Adimaja)
 

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Majelis Agama Buddha Mahayana Tanah Suci Indonesia Maha Biksu Dutavira Sthavira mengatakan, vaksinasi menjadi bukti nyata negara merawat dan menjaga anak bangsa agar tetap sehat. Menurut dia, vaksin yang dipilih negara, yakni vaksin Sinovac, sangat cocok untuk DNA dan iklim di Indonesia.

"Saya sudah divaksin. Kepada anak bangsa semua, mari ikut vaksinasi. Kita sehat, keluarga kita juga sehat," katanya.

Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menyambut baik vaksinasi terhadap tokoh agama. Dadang menegaskan, Muhammadiyah sejak awal sudah merilis pernyataan mendukung vaksinasi dengan ketentuan vaksin sudah diverifikasi oleh Badan POM dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Oleh karena itu, vaksinasi kepada tokoh agama, ulama, maupun asatiz sangat baik dan terpuji. Kalau perlu, vaksinasinya di tempat mereka itu berada atau dikonsentrasikan per wilayah terdekat yang tidak merepotkan dan mengganggu kegiatan mereka," kata dia.

Di Jatim, sebanyak 98 kiai dan ulama yang sebagian besar berusia lanjut, mengikuti vaksinasi Covid-19 di kantor PWNU Jatim, Surabaya, kemarin. Vaksinasi tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan hari kelahiran ke-95 NU.

Wakil Ketua PWNU Jawa Timur sekaligus Ketua Panitia Harlah NU Jatim KH Abdussalam Shohib menyebutkan, vaksin Sinovac yang digunakan dalam program vaksinasi telah dinyatakan halal dan aman. Apalagi, sebelum digelarnya program vaksinasi, para ulama dan kiai di Jatim juga telah melakukan kajian.

Baca juga : Pemerintah Berupaya Jaga Pasokan Vaksin

"Dengan beliau-beliau (kiai dan ulama--Red) mau disuntik vaksin, itu menunjukkan bahwa vaksin ini halal, aman, dan maslahat untuk warga negara Indonesia," katanya.

Salah satu ulama yang mengikuti vaksinasi di PWNU Jatim adalah KH Anwar Manshur yang merupakan pengasuh PP Lirboyo, Kediri. Vaksinasi turut diikuti para pengasuh pondok pesantren dari daerah lainnya yang ada di Jatim. (rr laeny sulistyawati/fuji eka permana/andrian saputra/dadang kurnia/antara ed: satria kartika yudha).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement