REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, dinas terkait, dan pemerintah wilayah melakukan persiapan antisipasi bencana terkait curah hujan ekstrem. Persiapan itu mencakup simulasi evakuasi, penambahan natura, dan sosialisasi pada warga.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, persiapan tersebut sekaligus persiapan Kota Bogor dalam menghadapi Bendung Katulampa ketika mencapai kondisi terburuk, yakni Siaga 1. “Kesiapan dari tim BPBD, Dinas, dan wilayah ini mengantisipasi curah hujan yang ekstrem, berdasarkan prediksi dari BMKG. Juga kesiapan sistem koordinsi, jadi ketika Katulampa Siaga 1, sistem sudah bergerak,” ujar Bima Arya, ketika ditemui di Kantor BPBD Kota Bogor, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, Selasa (23/2).
Bima Arya menyebutkan, dalam tahap siaga bencana, BPBD Kota Bogor telah melakukan simulasi proses evakuasi. Dimana, ada beberapa titik di Kota Bogor yang menjadi langganan banjir. Sehingga, jika kemungkinan terburuk air kembali meluap di titik-titik tersebut, mekanisme penyelamatan sudah disimulasikan.
Selain itu, Bima Arya juga turut memeriksa kesiapan natura bagi para pengungsi. “Saya minta di pool dan saya minta ditambah di Dinas Sosial (Dinsos) naturanya,” tuturnya.
Tak lupa, lanjutnya, BPBD Kota Bogor juga melakukan sosialisai kepada warga. Terutama untuk menghindari titik-titik rawan bencana. “Dan yang terskhir adalah mensosialisasikan kepads warga hari-hari kedepan agar menghindari berada di titik rawan bencana,” ujar Bima Arya.
Selain itu, Bima Arya menegaskan agar BPBD Kota Bogor untuk meminta masukan dinas terkait mengenai perbaikan infrastruktur, termasuk infervensi fisik. “Saya tekankan tadi ya saya minta BPBD juga meminta masukan ke dinas terkait perbaikan infrastruktur dan intervensi fisiknya itu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi mengatakan, saat ini Dinas PUPR tengah menangani tembok pembatas tanah (TPT) di Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal yang telah longsor sebanyak tiga kali sejak 2019. Apalagi, TPT tersebut berada di aliran sungai Cigede Kulon. “Lokasi yang sedang kita tangani ada di Cigede Kulon belakang Perumahan Taman Sari. Di situ ada gorong-gorong putus dan longsor disitu itu kita tangani perbaikan disana,” ujar Chusnul.
Anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan TPT tersebut yakni sekitar Rp 900 juta. Sementara, gorong-gorong yang ditangani merupakan saluran air dari wilayah Cimanggu City, Taman Sari Persada, dan mengalir ke aliran Cigede Kulon. “Itu semua saluran dari Cimanggu mulai dari Cimanggu City itu back waternya perumahan Tamansari Persada dan ngebuang kesini dan seperti yang dikatakan pak camat kalau tidak ditangani akan membuat banjir Mekarwangi genangan itu yang akan kita tuntaskan," katanya.