Selasa 23 Feb 2021 17:27 WIB

Berbekal Sebelum Menyesal

Berbekal dengan maksimal agar nanti tidak menyesal

amal (ilustrasi)

Patron kata at-Taghabun (senada dengan wazan at-Tafa’ul) menunjukkan adanya dua pihak atau lebih yang saling melakukan pekerjaan yang sama secara bersama-sama. Mayoritas ulama, memahami ayat di atas sebagai ilustrasi keadaan seseorang yang melakukan transaksi jual beli.

Jika transaksi jual beli pada umumnya melibatkan antara dua orang, di yaum at-Taghabun nanti berbeda; transaksi yang terjadi kelak bukan satu orang dengan pihak lain melainkan seseorang dengan dirinya sendiri.

Proses transaksi manusia dengan dirinya sendiri kelak di hari kiamat nanti sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW “Tidak seorang pun yang masuk surga kecuali ditunjukkan tempatnya di neraka—seandainya dia durhaka—agar bertambah rasa syukurnya. Tiada seorangpun seseorang yang masuk neraka kecuali ditunjukkan tempatnya di surga—seandainya dia taat—agar bertambah penyesalannya. (HR. Bukhari).

Selain penggambaran transaksi manusia dengan dirinya sendiri seperti apa yang diuraikan pada hadits di atas, ada pula beberapa ulama yang memahami patron kata at-Taghabun tersebut bukan menunjuk adanya dua pihak atau lebih yang melakukan aktivitas yang sama, tetapi patron tersebut menggambarkan banyak dan besarnya kerugian pada hari itu. Dengan demikian, yaum at-Taghabun diartikan hari yang sungguh besar dan banyak kerugian ketika itu, seakan-akan telah terjadi transaksi dari banyak pihak, yang kesemuanya merugikan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement