REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Beberapa hasil survei menunjukkan masih tingginya masyarakat yang menolak vaksin dengan berbagai alasan. Untuk meyakinkan masyarakat, pemerintah menjamin keamanan sekaligus siap mengantisipasi berbagai kemungkinan yang ditimbulkan pascavaksinasi dilakukan.
"Vaksinasi aman. Kalaupun terjadi risiko berat yang tidak diharapkan, pemerintah siap antisipasi," kata juru bicara vaksinasi Reisa Broto Asmoro dalam konferensi virtual pada Senin (22/2).
Reisa mengatakan, setiap pelayanan kesehatan sudah memiliki penanggung jawab atau contact person yang selalu ada di meja observasi pada setiap pos vaksinasi. Selain itu, pada kartu vaksinasi juga selalu ada nama dan detail contact person petugas kesehatan.
Berdasarkan Survei Parameter Politik Indonesia yang dilakukan dengan responden sebanyak 1.200 orang, yang bersedia di suntik jika vaksin Covid tersedia sekitar 54,8 persen. Sementara yang menolak ada 22,4 persen walaupun diberikan secara gratis oleh pemerintah.
"Ada 32,2 persen yang tidak yakin vaksin dapat mengembalikan kehidupan seperti sediakala,"kata Direktur Eksekutif Paramater Politik Adi Prayitno. Dia mendorong pemerintah terus menyosialisasikan vaksinasi agar tingkat bersedia masyarakat untuk divaksin makin meningkat.
Baca juga : Umat Manusia Mendambakan Vaksin Nusantara
Temuan yang hampir sama juga ada dalam hasil survei yang di lakukan Indikator Politik Indonesia. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan, masalah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap vaksin tidak hanya soal teknis kesehatan.
Dari survei terhadap 1.200 res ponden pada 1-3 Februari, sekitar 53,5 persen yang percaya vaksin dapat mencegah Covid-19.Sementara, ada 30,3 persen yang menyatakan tidak percaya dan sisanya tidak menjawab.
Berdasarkan agama, survei Indikator menemukan masyarakat non-Muslim lebih percaya efektivitas vaksin dengan persentase 78,5 persen. Sedangkan, masy rakat beragama Islam sebesar 50 persen dengan tingkat ketidak percayaan sebesar 33 persen.
"Orang non-Muslim lebih percaya efektivitas vaksin daripada orang Islam. Artinya, segmennya kita harus targetkan lagi buat sosialisasi vaksin," kata Burhanudin.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, akan mendorong kerja sama dengan tokoh agama untuk sosialisasi vaksinasi Covid-19 di Jabar. "Saya akan tingkat kan peran-peran ulama untuk memberikan fatwa-fatwa penguatan terhadap vaksin," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil. (dessy suciati saputri/fauziah mursid/arie lukihardianti ed:mas alamil huda)
Baca juga : Relawan Beratribut FPI, Munarman: Malas Tanggapi Ruwaibidhah