Senin 22 Feb 2021 20:25 WIB

8.000 Jiwa Dievakuasi Akibat Jebolnya Tanggul Citarum

Banjir Bekasi akibat tanggul Citarum meluas ke sembilan desa.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Indira Rezkisari
Seorang anak mencari ikan pascabanjir di kawasan Pecinan Sian Djin Kupoh, Desa Tanjungmekar, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/2/2021). Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Citarum tersebut berangsur surut.
Foto: ANTARA/M Ibnu Chazar
Seorang anak mencari ikan pascabanjir di kawasan Pecinan Sian Djin Kupoh, Desa Tanjungmekar, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/2/2021). Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Citarum tersebut berangsur surut.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI --- Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja, mengatakan, banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Citarum di Kampung Babakan Banten, Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, meluas. Bukan hanya empat desa yang terkena banjir.

"Hari kemarin pertama tanggul jebol itu ada empat desa yang terendam. Dan hari kedua ini meluas menjadi sembilan desa," kata Eka, melalui keterangan resmi, Senin (22/2).

Baca Juga

Eka mengatakan, sembilan desa yang terkena banjir tersebut yakni Desa Sumberurip, Desa Karangharja, Desa Sumbereja, Desa Karangpatri, Desa Bantarsari, Desa Karanghaur, Desa Sumbersari dan Desa Bantar Jaya. "Dari 9 desa itu ada hampir 10 ribu jiwa yang terdampak banjir. Sejak kemarin sudah 8.000 lebih yang kita evakuasi. Tersisa sekitar 1.500 jiwa yang hari ini kita upayakan untuk dievakuasi," terang Eka.

Politikus Partai  Golkar ini menyebutkan, sisa warga yang belum dievakuasi di lokasi banjir kebanyakan laki-laki. Sedangkan untuk perempuan dan anak-anak sudah dievakuasi di tempat yang lebih aman.

"Rata-rata yang tidak bersedia dievakuasi itu mereka yang beralasan menjaga rumah atau harta bendanya," jelasnya.

Eka mengatakan, untuk bantuan makanan bagi warga yang belum dievakuasi sejauh ini terus berjalan melalui BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Bekasi. "Alhamdulillah berkat bantuan TNI/Polri dan para relawan, penyaluran bantuan lebih lancar dengan menggunakan mobil besar dan menggunakan perahu karet," ujarnya.

Untuk keperluan warga yang terdampak banjir, pihaknya juga telah mendirikan sembilan dapur umum di berbagai lokasi pengungsian. "Prioritas sekarang bagaimana menyelamatkan warga dari bencana ini, dengan evakuasi dan mencukupi kebutuhan pokoknya. Untuk perbaikan tanggul kita menunggu air surut dan akan kita upayakan membuat tanggul secara permanen yang lebih kuat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement