Senin 22 Feb 2021 19:46 WIB

Banjir Kemang yang tak Cukup dengan Normalisasi Kali Krukut

Kali Krukut belum direvitalisasi dan sudah mengalami penyempitan ukuran.

Sejumlah kendaraan yang terjebak banjir di kawasan Kemang, Jakarta, Sabtu (20/2). Banjir yang terjadi akibat tingginya curah hujan serta drainase yang buruk itu membuat kawasan Kemang dilanda tergenang air dengan ketinggian sekitar 1,5 meter. Republika/Putra M. Akbar
Foto:

Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga, mengatakan pemerintah daerah harus segera membuat pelebaran Kali Krukut dan pembangunan waduk baru di Kemang. Hal ini harus dilakukan agar tidak ada lagi luapan air di wilayah Jakarta Selatan.

"Untuk kasus Kali Krukut dan Kemang maka yang harus dilakukan adalah pelebaran Kali Krukut, pembangunan waduk baru di Kemang, memperbesar saluran air serta meninjau dan membatasi izin pembangunan di wilayah Kemang," katanya saat dihubungi.

Kemudian, ia melanjutkan efisiensi penggunaan lahan ini harus dimaksimalkan. Misalnya, tidak ada lagi izin pembangun rumah yang boros lahan, batasi pembangunan gedung bertingkat, optimalkan pembangunan waduk baru dan penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kemang.

"Hal ini harus segera ditindaklanjuti dengan cepat. Kalau tidak, luapan air akan semakin banyak dan berdampak pada masyarakat juga. Ini bahaya," kata dia.

Gubernur diminta berani membenahi seluruh sungai secara tuntas. Selain itu, Anies juga harus bekerja sama dengan pusat dan pemda terkait masalah banjir yang terus berulang tanpa ada solusi yang tepat.

"Gubernur DKI Jakarta ini harus bekerja sama dengan kementerian PUPR serta Pemda Bogor, Bekasi dan sebagainya. Terus Gubernur juga harus berani benahi seluruh sungai utama dan anak sungai secara menyeluruh, bertahap dan tuntas. Lakukan juga pembebasan lahan sempadan sungai dan merelokasi ke rusun," katanya.

Kemudian, ia melanjutkan kementerian PUPR harus melakukan penataan bantaran sungai dengan memadukan normalisasi dan naturalisasi bukan mempertentangkan. Targetkan dari 13 sungai utama DKI Jakarta mampu berapa tahun. Misalnya dua  sungai per tahun berarti akan tuntas tahun ke tujuh.

"Di era Fauzi Bowo sudah difokuskan empat sungai yang akan dibenahi seperti Ciliwung, Pesanggrahan, Angke dan Sunter. Nah, gubernur sekarang harus dilanjutkan jangan berhenti di tempat," kata dia.

Lalu, salah satu penyebab banjir kemarin adalah banjir kiriman dari berbagai daerah maka harus ada kerjasama dengan daerah sekitar. Seperti penghentian izin pembangunan di Puncak dan melakukan penghijauan serta membenahi semua sungai di Bodetabek.

"Curah hujan setiap tahun cenderung naik di atas rata-rata hujan tertinggi (hujan ekstrem). Sehingga bisa menenggelamkan  suatu wilayah dalam waktu lama. Artinya tidak cepat surut. Ini Pemprov DKI, Pemda dan Kementerian PUPR harus cepat bertindak," kata dia.

Ia menambahkan Gubernur DKI Jakarta sempat menyatakan kalau saluran air Jakarta hanya mampu menampung air hujan dengan curah hujan 100 milimeter (mm)/hari. Sementara, curah hujan kemarin mencapai 226 mm/hari di Pasar Minggu atau 370 mm/hari tahun lalu di Halim Perdanakusuma.

"Artinya Gubernur DKI harus melakukan rehabilitasi seluruh saluran air kota tersebut dimana saat ini hanya 33 persen yang berfungsi baik. Jadi, semua ini harus cepat dilakukan ya kalau tidak akan berdamp

Pada Sabtu malam, Jalan Raya Kemang, Jakarta Selatan hingga Sabtu (20/2) malam pukul 19.35 WIB masih tergenang banjir dengan ketinggian sekitar satu meter. Sebagian jalan tertutup air kurang lebih satu km.

Petugas Pintu Air Kemang Raya mencatat saat banjir menggenangi Jalan Raya Kemang ketinggian muka air Kali Krukut mencapai 350 cm atau siaga satu banjir. Naiknya permukaan air menyebabkan jebolnya tanggul di Kali Krukut, sehingga air luapan kali masuk ke saluran penghubung hingga merendam dua unit pompa berkapasitas 1.000 liter per detik yang ada di Rumah Pompa Kemang Raya.

"Ada dua tanggul yang jebol, pertama di belakang Plaza Bisnis, panjangnya tidak termonitor, jebol pukul 02.00 WIB," kata Zaenal, petugas piket Rumah Pompa Kemang Raya.

Kemarin sore, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebut, wilayah yang sebelumnya banjir akibat luapan Kali Krukut kini telah kering sepenuhnya. Anies menjelaskan, luapan Kali Krukut sebelumnya berdampak terhadap pemukiman maupun area pertokoan yang ada di sekitar Jalan Kemang Raya, Jalan Tendean, Jalan Widya Chandra, dan Jalan Gatot Subroto di Jakarta Selatan. Lalu Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Bendungan Hilir di Jakarta Pusat.

"Alhamdulillah di tempat-tempat yang kemarin masih tergenang, saat ini sudah surut, kering," kata Anies usai meninjau proses pembersihan sisa banjir di sejumlah pertokoan di sekitar Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Ahad (21/2).

Surutnya genangan itu, kata Anies, terjadi karena permukaan Kali Krukut sudah mulai surut sejak Sabtu malam. Sebab, air kiriman dari bagian hulu sudah berkurang.

Selain itu, genangan juga surut sepenuhnya karena jajarannya terus bekerja sampai tuntas. Baik melakukan penyedotan air maupun membantu warga membersihkan lumpur-lumpur sisa banjir. "Sekarang sudah kering semuanya. Mudah-mudahan masyarakat sekitar beraktivitas kembali," kata Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement