REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Fauziah Mursid,
Febrianto Adi Saputro
Nama Prabowo Subianto tengah berkibar dalam beberapa ragam survei. Contohnya, berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), jika pemilihan presiden digelar saat ini, elektabilitasnya sebesar 22,5 persen, diikuti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo sebesar 10,6 persen, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar 10,2 persen.
Kemudian, ada nama mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama 7,2 persen dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan 6,9 persen. Lalu, Menteri Sosial Tri Rismaharini 5,5 persen, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil lima persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,8 persen, dan Susi Pudjiastuti 2,3 persen.
"Masih Pak Prabowo yang unggul sementara 22,5 persen. Kemudian menyusul, ini boleh kita sebut sama, Pak Ganjar dan Pak Anies ini posisinya sama," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, dalam rilisnya secara daring, Senin (22/2).
Dalam simulasi tertutup dengan 14 nama calon presiden, nama Prabowo tetap berada di peringkat pertama dengan elektabilitas sebesar 25,3 persen. Kemudian, disusul oleh Ganjar sebesar 14,7 persen dan Anies 13,1 persen.
Ada sejumlah alasan bagaiamana responden memilih presiden, 27,6 persen yang memilih dengan alasan tegas atau berwibawa, kemudian 22,5 persen memilih dengan alasan figur merakyat atau perhatian kepada rakyat. Menurutnya, dua alasan tersebut berbeda urutannya dibanding hasil survei menjelang Pemilu 2019 lalu. Ketika itu, responden lebih banyak memilih alasan figur merakyat ketimbang ketegasan ketika memilih calon presiden.
"Alasan utama mereka memilih, pertama tegas berwibawa, nomor duanya perhatian pada rakyat," ujar Djayadi.
Survei LSI juga menempatkan Prabowo sebagai menteri yang paling memuaskan dalam hal kinerja. Sebanyak 13 persen responden LSI menyatakan, kinerja Prabowo sangat memuaskan, 62 persen lainnya menyatakan cukup puas. Di posisi kedua ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, delapan persen responden mengaku sangat puas dan 61 persen menyebut cukup puas.
"Tingkat kepuasannya paling tinggi terhadap Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, disusul Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, disusul Menteri Keuangan Sri Mulyani, kemudian Menteri sosial Tri Rismaharini, diikuti kemudian oleh Pak Erick Tohir," ujar Djayadi.
Masyarakat yang menilai kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sangat memuaskan 12 persen, sedangkan yang menyatakan cukup puas sebesar 56 persen. Berikutnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini meraih penilaian sangat memuaskan sebesar 12 persen dan yang menyatakan cukup puas 53 persen.
Djayadi menjelaskan, tingkat kepuasan publik bergulir pada nama-nama sebelumnya telah dikenal oleh masyarakat. Semakin dikenal masyarakat, semakin tinggi pula tingkat kepuasan masyarakat. Terlihat dari tingginya tingkat kepuasan kepada Prabowo dan Sandiaga yang notabenenya merupakan kontestan pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
"Menteri yang memiliki tingkat atau lebih banyak dibicarakan baik di media atau di tempat-tempat pembicaraan lainnya, secara umum itu cenderung memperoleh kepuasan yang lebih tinggi di masyarakat," ujar Djayadi.
LSI melakukan survei dengan metode wawancara tatap muka sejak 25-31 Januari 2021, dengan responden sebanyak 1.200 orang. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei Parameter Politik Indonesia juga menempatkan Prabowo sebagai figur dengan tingkat elektabilitas tertinggi. Survei yang digelar pada 3-8 Februari dengan sampel 1.200 responden menempatkan Prabowo menempati posisi teratas dengan 23,1 persen, lalu Anies Baswedan 15,2 persen, diikuti Ganjar Pranowo 14,9 persen, Ridwan Kamil 6,8 persen, Tri Rismaharini 6,5 persen, AHY 6,3 persen, Sandiaga Uno 4,0 persen, Jusuf Kalla 3,9 persen, Abdul Shomad 3,7 persen, dan Gatot Nurmantyo 3,5 persen.
"Data elektabilitas juga menunjukkan Prabowo Subianto menjadi figur tak tergantikan dari calon berbasis militer secara konsisten memimpin kompetisi capres 2024, baik pada skenario elektabilitas terbuka, maupun pada skenario elektabilitas tertutup," kata Direktur Eksekutif Paramater Politik Adi Prayitno, Ahad (21/2).
Karena itu, mengacu pada elektabilitas itu, jika kombinasi militer-sipil diminati, maka calon berlatar militer lain seperti Gatot Nurmantyo dan Moeldoko masih memiliki pekerjaan rumah cukup berat untuk mampu bersaing dengan kandidat lain. Ia mengatakan, ada AHY yang relatif stabil meski elektabilitasnya cenderung stagnan dan tercecer dari calon lain.
Sementara, elektabilitas Sandiaga Uno justru menurun yang sebelumnya selalu masuk lima besar, saat ini terdepak dari lima besar. Hal ini disinyalir diakibatkan oleh persepsi negatif masuknya Sandiaga ke dalam Kabinet Kerja Jokowi.
Sebaliknya, elektabilitas Tri Rismaharini 5,8 persen naik signifikan dan sudah mampu merangsek ke peringkat lima, tipis di atas Agus Harimurti Yudhoyono 5,3 persen.
"Meningkatnya elektabilitas Tri Rismaharini diakibatkan eksposr media yang meningkat sejak ditunjuk menjadi Menteri Sosial," kata Adi.
Terhadap peta kompetisi calon presiden masa depan, survei Parameter Politik Indonesia menemukan jika kombinasi calon presiden dan calon wakil presiden dari militer-sipil paling diminati publik. Dari survei terhadap 1.200 responden, ada 30,2 persen responden memilih militer-sipil untuk menjadi capres-cawapres.
Sedangkan, kombinasi capres cawapres dari sipil-sipil sebesar 26,1 persen, diikuti dengan kombinasi sipil-militer 18,6 persen, dan militer-militer 11,1 persen.
"Kombinasi latar belakang militer-sipil paling diminati publik 30,2 persen dibanding sipil-sipil 26,1 persen," kata Adi.