REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Program penguatan ekonomi desa berkelanjutan menjadi bagian dari upaya PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dalam membantu masyarakat, terutama para petani kopi di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar). Tujuannya agar petani cepat pulih dari dampak pandemi Covid-19 yang membuat produktivitas penjualan menurun.
Jamkrindo pun menjalankan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Cibatu, Jabar dalam program bina lingkungan (PKBL) melalui Salarea Foundation. Program yang merupakan bagian dari ketahanan pangan ini mendapat dukungan dari Universitas Indonesia (UI), Ansoruna Business School PP GP Ansor, Perhutani, dan pihak lainnya.
Dalam kegiatan yang digelar di sekretariat Salarea Foundation, Jalan Taman Makam Pahlawan, Cibatu, Garut, Sabtu (20/2), Jamkrindo menyerahkan bantuan untuk pengembangan demplot kopi seluas satu hektare, mesin pengolah kopi, dan bibit kopi. Kepala Bagian PKBL Jamkrindo Nenden Kania Puji Asri menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Ketua Salarea Foundation Dadan M Ramdan.
Turut hadir Direktur Kerja Sama UI Toto Pranoto, anggota DPRD Jabar sekaligus sekretaris GP Ansor Jabar Johan J Anwari, Camat Cibatu Sardiman Tanjung, Kepala Diskominfo Kabupaten Garut Muksin yang mewakili Bupati Garut Rudy Gunawan, perwakilan Perhutani, sejumlah kepala desa, kelompok tani, dan tamu undangan lainnya.
Menurut Nenden, Jamkrindo terus berusaha hadir di tengah masyarakat, apalagi dalam situasi sulit akibat pandemi Covid-19. "Kami memiliki kegiatan pemberdayaan masyarakat di berbagai daerah dan untuk wilayah Garut ini bermitra dengan Salarea Foundation dalam pengembangan demplot kopi dan pengadaan mesin pengolah kopi,” ujar Nenden, kemarin.
Direktur Kerja Sama UI Toto Pranoto, mengatakan, sivitas akademisi memandang program penguatan ekonomi desa berkelanjutan sangat penting sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat. UI, sambung dia, juga memiliki beberapa program pemberdayaan masyarakat.
"Sebab itu, UI mengapresiasi kemitraan antara Jamkrindo, Salarea Foudation, Ansor dan pihak pihak lainnya, karena memiliki jaringan cukup baik di akar rumput. Sehingga, yang paling memungkinkan untuk menjalankan program pemberdayaan ini," jelas Toto.
Johan J Anwari mengatakan, Dinas Kehutanan Jabar memiliki program perhutanan sosial untuk pemberdayaan masyarakat. "Sayang, program ini kurang tersosialisasikan. Nah, teman-teman di Salarea Foundation dan Ansor juga bisa mengakses program perhutanan sosial tersebut untuk memanfaatkan lahan hutan bagi aktivitas ekonomi masyarakat," kata Johan.