REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia melakukan survei terkait kebersediaan masyarakat untuk divaksin Covid-19. Salah satu hasilnya menunjukkan, ada kecenderungan pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak bersedia divaksin, yakni sebesar 48,1 persen.
Sedangkan pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin hanya sebesar 36,1 persen yang tidak bersedia untuk divaksin Covid-19.
"Pendukung Pak Prabowo-Sandi di 2019 itu cenderung tidak percaya vaksin, efektivitas vaksin, ketimbang pendukung Pak Jokowi," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Ahad (21/2).
Dari 48,1 persen tersebut, 58,2 persen di antaranya melihat adanya dugaan efek samping dalam vaksin Covid-19. Sedangkan 28,1 persen lainnya mengaku bahwa vaksin tidaklah efektif.
"Artinya problem tentang vaksin itu bukan cuma semata-mata problem teknis kesehatan, tapi juga problem politik," ujar Burhanuddin.
Menurutnya, ini menjadi salah satu pekerjaan rumah pemerintah untuk meyakinkan masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Termasuk dengan memberikan atensi vaksin kepada Prabowo atau Sandi.
Baca juga : Aa Gym Sindir Anies Soal Banjir Jakarta? Cek Faktanya
"Saran saya kepada pemerintah, yang disuntik vaksin yang diblowup jangan hanya Presiden Jokowi, Mas Ganjar, tapi juga Pak Prabowo dan Mas Sandi vaksin ramai-ramai, misalnya Mas Anies," ujar Burhanuddin.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei ini pada 1 hingga 3 Februari 2021, dengan 1.200 responden menggunakan metode simple random samping. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.
Sampel responden berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Dengan situasi pandemi Covid-19, Indikator Politik Indonesia melaksanakan survei dengan kontak telepon kepada responden.