REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mencatat setiap waktu masih ada pergerakan tanah longsor di Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu. Sehingga warga yang tinggal di sekitarnya diharuskan mengosongkan rumah dan tinggal di pengungsian.
"Hasil pantauan relawan di TKP (tempat kejadian perkara) masih ada tanah yang turun," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Garut Tubagus Agus Sofyan di Garut, Jawa Barat, Ahad (21/2).
Ia menuturkan tim BPBD Garut, bersama sukarelawan, termasuk TNI dan Polri serta masyarakat lain masih terus memantau kawasan tanah tebing yang saat ini longsornya terus meluas. Ratusan warga yang tinggal di atas tanah tebing itu, kata Tubagus, terpaksa harus mengungsi di bangunan sekolah dan rumah sanak saudaranya yang aman dari bencana.
"Pengungsi masih di SDN Karyamekar di zona aman," katanya.
Camat Cilawu Mekarwati menambahkan ancaman bencana longsor di Kampung Cipager, Desa Karyamekar itu masih terjadi sehingga warga tidak boleh kembali ke rumahnya karena berbahaya. Data terakhir warga yang terdampak dan terancam bahaya longsor, kata dia, sebanyak 253 orang atau 75 kepala keluarga (KK), mereka saat ini bertahan di tempat pengungsian untuk menghindari risiko dari bencana itu.
"Longsoran tanah masih terjadi, dan meluas," katanya.
Ia mengatakan pemerintah daerah saat ini sedang merencanakan relokasi untuk seluruh warga yang rumahnya terancam bahaya bencana longsor. Daerah itu, kata dia, sudah tidak mungkin lagi untuk dijadikan tempat tinggal karena kondisinya berbahaya berada di sekitar longsoran tanah tebing.
"Warga masih mengungsi, untuk kebutuhan makan masih tercukupi," katanya.