Ahad 21 Feb 2021 14:56 WIB

Belum Dua Bulan, Terjadi 76 Bencana di Tasikmalaya

Dari puluhan bencana yang terjadi, hampir setengahnya adalah tanah longsor.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas membersihkan material longsor yang menutup akses jalan alternatif penghubung Tasikmalaya-Pangandaran, tepatnya di Dusun Cimandar, Desa Cisarua, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (21/1) siang.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Petugas membersihkan material longsor yang menutup akses jalan alternatif penghubung Tasikmalaya-Pangandaran, tepatnya di Dusun Cimandar, Desa Cisarua, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (21/1) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mencatat hingga pertengahan Februari telah terjadi 76 bencana alam sejak Januari 2021. Dari puluhan bencana yang terjadi, hampir setengahnya adalah tanah longsor.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, bencana tanah longsor masih menjadi yang paling mendominasi. Dari total 76 kejadian bencana, sebanyak 34 di antaranya merupakan bencana tanah longsor. "Bencana tanah nomor satu," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (21/2).

Baca Juga

Selain tanah longsor, terdapat juga tujuh kejadian kebakaran, 12 angin kencang, empat banjir, enam pergerakan tanah, dan bencana lainnya. Dari keseluruhan bencana itu, terdapat tiga orang yang meninggal dunia. Sementara itu, 846 kepala keluarga (KK) atau 1.796 jiwa terdampak. 

"Tiga yang meninggal itu, satu akibat tersambar petir di Salawu, lalu kebakaran di Bojonggambir, dan satu di Cineam karena longsor proyek," kata Irwan. 

Ia menyebutkan, puluhan bencana itu tak hanya membuat warga terdampak. Terdapat puluhan fasilitas umum, yaitu 17 titik jalan, lima titik irigasi, empat titik lahan pertanian, empat titik lahan perikanan, serta masing-masing satu titik di perkantoran dan jaringan listrik rusak. 

Sementara rumah warga yang terdampak bencana mencapai ratusan. Sebanyak 31 unit rumah warga rusak berat, 44 unit rusak sedang, 41 unit rusak ringan, 58 unit terancam, dan 387 terendam banjir.

Menurut Irwan, kerugian akibat total kejadian itu diperkirakan mencapai Rp 3,7 miliar. "Taksiran kerugian Rp 3,7 miliar," kata dia.

Ia mengimbau warga Kabupaten Tasikmalaya selalu waspada akan kejadian bencana. Sebab, saat ini kondisi cuaca sedang tidak menentu. Ditambah, Kabupaten Tasikmalaya merupakan wilayah paling rawan bencana nomor dua di Indonesia. 

"Jadi masyarskat agar selalu waspada. Terutana kalau ada gejala berkaitan bencana, misal ada retakan, lonsgor, segera hubungi muspika dan BPBD," kata dia.

Irwan menambahkan, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Tasikmalaya saat ini masih akan diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Diperkirakan, hujan dengan intensitas tinggi akan berlangsung hingga Maret. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement