Ahad 21 Feb 2021 10:58 WIB

Disdik Surabaya Siapkan 2 Opsi Pendukung Belajar Jarak Jauh

Pembelajaran tatap muka belum bisa digelar, karena Covid-19 yang belum reda.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah murid SMP mengerjakan tugas yang diberikan oleh relawan saat bimbingan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah murid SMP mengerjakan tugas yang diberikan oleh relawan saat bimbingan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya menyiapkan beberpa opsi pemdukung pembelajaran jarak jauh agar tetap efektif. Mengingat pembelajaran tatap muka belum bisa digelar, seiring pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo menjelaskan, opsi pertama adalah pembelajaran dalam jaringan (daring) atau online secara penuh sesuai jadwal yang telah disusun oleh sekolah. Adapun opsi kedua adalah pembelajaran luar jaringan (luring) atau offline.

Baca Juga

“Jadi, para orang tua siswa tidak perlu khawatir hanya karena tidak mempunyai handphone (HP), karena kami sudah menyiapkan beberapa opsi untuk pembelajaran dari rumah,” kata Supomo di Surabaya, Ahad (21/2).

Supomo menjelaskan, untuk pembelajaran luring menggunakan dua cara. Pertama, dengan memberikan tugas mingguan kepada siswa yang tidak bisa belajar daring secara penuh. Para guru mendatangi rumah siswa untuk mengantarkan tugas mingguan tersebut.

“Jadi, guru datang ke rumah siswa dengan membawa tugas selama seminggu. Seminggu kemudian guru datang kembali untuk mengambil dan memberikan tugas seminggu berikutnya,” ujarnya.

Cara kedua, lanjut Supomo, dengan menonton tayangan televisi. Dinas Pendidikan Kota Surabaya bekerja sama dengan sejumlah stasiun televisi untuk memberikan pembelajaran yang bisa ditonton dari rumah siswa masing-masing. Tayangan ini diisi oleh para guru-guru dari jenjang SD maupun SMP yang ada di Kota Surabaya.

“Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga sudah menyediakan program semacam ini, sehingga siswa juga bisa mengikutinya juga,” ujarnya.

Supomo menegaskan, berbagai opsi yang disiapkan Dinas Pendidikan Kota Surabaya tersebut agar keluarga dan peserta didik tidak perlu bergantung penuh dengan HP untuk belajar. Apalagi, opsi pembelajaran yang digunakan oleh siswa, baik itu memilih daring atau luring, tidak memengaruhi penilaian.

“Penilaian hasil belajar berdasar tugas-tugas yang sudah dikerjakan, buka cara yang digunakannya. Ini yang perlu diperhatikan oleh para orang tua, sehingga tidak perlu khawatir karena hanya tidak mempunyai HP,” kata dia.

Menurut Supomo, yang paling penting adalah para orang tua dan guru harus berperan aktif selama proses belajar dari rumah. Bila orang tua menemui kendala, bisa segera melapor kepada sekolah masing-masing untuk diberikan opsi pembelajaran lainnya. “Ini kan kondisinya pandemi, sehingga harus sama-sama bersinergi dan berperan aktif untuk memberikan pelajaran kepada para siswa," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement