REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memprioritaskan keselamatan warga yang terdampak banjir di berbagai titik lokasi pada Sabtu (20/2). "Kita nomor satu memastikan seluruh masyarakat itu aman, prioritas kita pertama dan terutama adalah memastikan warga selamat, jangan sampai ada korban jiwa," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau pintu air Manggarai, Sabtu.
Selain itu, Anies mengatakan, Pemprov DKI juga akan menyiapkan tempat-tempat pengungsian yang layak bagi masyarakat yang rumahnya terendam banjir. Terutama layanan kesehatan di tengah pandemi covid-19 yang masih terjadi hingga kini.
"Saat ini, kita sudah menyiapkan dapur umum, tenda untuk mereka mengungsi sementara dan juga tenda isolasi mandiri covid bagi mereka yang memiliki gejala atau terdeteksi dari tes antigen terpapar covid, obat-obatan dan prasarana juga kita siapkan," jelas dia.
Menurut Anies, penyebab terjadinya banjir di Jakarta kali ini adalah intensitas curah hujan yang ekstrem sejak Jumat (19/2) malam. Dia menyebut, berdasarkan data dari BMKG, curah hujan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan mencapai 226 mm per hari.
Kemudian, di Sunter Hulu 197 mm, Halim 176 mm, dan Lebak Bulus 154 mm. "Semua angka di atas 150 mm adalah kondisi ekstrem. Dalam pembagian skala, ada hujan lebat sampai 100 mm, kemudian, 100 mm-150 mm sangat lebat dan di atas 150 mm adalah hujan ekstrem," papar dia.
Ia menuturkan, di Jakarta cukup banyak terjadi hujan lebat di atas 100 mm per hari. Akibatnya, terjadi genangan air di sejumlah lokasi lantaran kapasitas drainase yang ada Ibu Kota terbatas tidak mampu menampung debit air yang besar.
"Kapasitas sistem drainase di Jakarta itu berkisar 50 sampai 100 mm. Bila terjdai hujan di atas 100 mm per hari, maka pasti terjadi genangan karena memang kapasitasnya terbatas sampai 100 mm," ujar Anies.