Sabtu 20 Feb 2021 15:14 WIB

Pemprov DKI Prioritaskan Keselamatan Warga Terdampak Banjir

Pemprov DKI juga akan menyiapkan tempat pengungsian yang layak bagi masyarakat.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
Petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet di Perumahan IKPN Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2020). Banjir setinggi satu hingga dua meter di Komplek IKPN sejak Sabtu (20/2) tersebut disebabkan meluapnya Kali Pesanggrahan.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet di Perumahan IKPN Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2020). Banjir setinggi satu hingga dua meter di Komplek IKPN sejak Sabtu (20/2) tersebut disebabkan meluapnya Kali Pesanggrahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memprioritaskan keselamatan warga yang terdampak banjir di berbagai titik lokasi pada Sabtu (20/2). "Kita nomor satu memastikan seluruh masyarakat itu aman, prioritas kita pertama dan terutama adalah memastikan warga selamat, jangan sampai ada korban jiwa," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau pintu air Manggarai, Sabtu. 

Selain itu, Anies mengatakan, Pemprov DKI juga akan menyiapkan tempat-tempat pengungsian yang layak bagi masyarakat yang rumahnya terendam banjir. Terutama layanan kesehatan di tengah pandemi covid-19 yang masih terjadi hingga kini. 

Baca Juga

"Saat ini, kita sudah menyiapkan dapur umum, tenda untuk mereka mengungsi sementara dan juga tenda isolasi mandiri covid bagi mereka yang memiliki gejala atau terdeteksi dari tes antigen terpapar covid, obat-obatan dan prasarana juga kita siapkan," jelas dia. 

Menurut Anies, penyebab terjadinya banjir di Jakarta kali ini adalah intensitas curah hujan yang ekstrem sejak Jumat (19/2) malam. Dia menyebut, berdasarkan data dari BMKG, curah hujan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan mencapai 226 mm per hari. 

Kemudian, di Sunter Hulu 197 mm, Halim 176 mm, dan Lebak Bulus 154 mm. "Semua angka di atas 150 mm adalah kondisi ekstrem. Dalam pembagian skala, ada hujan lebat sampai 100 mm, kemudian, 100 mm-150 mm sangat lebat dan di atas 150 mm adalah hujan ekstrem," papar dia. 

Ia menuturkan, di Jakarta cukup banyak terjadi hujan lebat di atas 100 mm per hari. Akibatnya, terjadi genangan air di sejumlah lokasi lantaran kapasitas drainase yang ada Ibu Kota terbatas tidak mampu menampung debit air yang besar. 

"Kapasitas sistem drainase di Jakarta itu berkisar 50 sampai 100 mm. Bila terjdai hujan di atas 100 mm per hari, maka pasti terjadi genangan karena memang kapasitasnya terbatas sampai 100 mm," ujar Anies. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement