REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Intensitas curah hujan yang mengguyur Jakarta sejak Sabtu (20/2) dini hari cukup tinggi. Akibatnya, sebanyak 200 RT di Ibu Kota terdampak banjir.
"Pada saat curah hujan yang sangat tinggi ini, RT yang terdampak jumlahnya 200 RT dari total 30.070 RT. Jadi ada 0,6 persen tempat yang terdampak. Ini data per jam 09.00 pagi tadi," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, Sabtu.
Kemudian, Anies mengatakan, terdapat 26 lokasi pengungsian. Ada sebanyak 329 keluarga dari total 3,6 juta keluarga yang ada di Jakarta menjadi korban banjir tersebut.
Anies mengatakan, penyebab banjir di Jakarta kali ini adalah intensitas curah hujan lebat di Jakarta yang mencapai diatas 100 mm per hari. Padahal, kapasitas sistem drainase di Ibu Kota itu hanya berkisar 50 mm-100 mm.
"Bila terjadi hujan diatas 100 mm per hari, maka pasti terjadi genangan karena memang kapasitasnya terbatas sampai 100 mm," kata Anies.
Menurut Anies, ada kendala dalam menuntaskan banjir agar surut dalam waktu enam jam. Ia menyebut, meski hujan telah berhenti, aliran air dari kawasan hulu dan kawasan tengah masih terus mengalir ke Jakarta.
Kawasan hulu itu adalah daerah Bogor sedangkan kawasan tengah itu merupakan wilayah Depok. "Jadi kita enam jam sesudah airnya surut di sungai, kembali normal, atau enam jam sesudah hujannya berhenti. Nah, yang terjadi adalah hujannya berhenti, tapi aliran dari hulu masih jalan terus. Sehingga di situlah menjadi kendala tersendiri," jelas dia.
"Itu sekarang dalam perjalanan ke Jakarta. Nah, dalam perjalanan ke Jakarta itu tentu berdampak pada kawasan kawasan yang ada di sekitarnya," imbuhnya.